
Pantau.com - PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan strategi khusus menyikapi turunnya harga minyak mentah dunia di bawah USD20 per barel. Badan usaha plat merah itu akan mengoptimalkan storage yang ada untuk menambah stok minyak.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan strategi Pertamina mengambil kesempatan momentum harga minyak turun dengan mencoba optimalkan seluruh storage yang ada untuk menambah stok hasil pembelian dari luar.
"Ketika harga minyak brent USD24, kami melakukan pembelian tambahan 10 juta barel, sebagian kita dan dalam minggu ini," tuturnya, dalam video conference dengan Komisi VI, Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Baca juga: Kebijakan WFH, Pertamina Alami Penurunan Konsumsi BBM 8 Persen
Minyak yang sudah dibeli itupun akan dioprimalkan pada seluruh storage yang ada. Kemudian akan digunakan minyaknya untuk menambah stok yang ada.
"RON 92 kita optimalkan storage yang ada, jadi dapat menambah pembelian yang murah malah harga kemarin kita beli gasolin lebih murah di mana akan nambah 9,3 juta barel. Begitu juga LPG 44.000 MT," tuturnya.
Baca juga: Minyak Dunia Anjlok, Pertamax Cs Berpotensi Turun Harga
Sebelumnya, harga minyak mentah kian merosot, bahkan minyak AS turun ke level terendah dalam 18 tahun terakhir. Brent kehilangan lebih dari 6% pada perdagangan Rabu, setelah Amerika Serikat melaporkan bahwa stok minyak meningkat dalam catatan.
Minyak mentah Brent LCOc1 ditutup turun USD1,91 atau 6,45 persen ke USD27,69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS CLc1 turun 24 sen atau 1,19 persen ke USD19,87 per barel. WTI pun mencatatkan penutupan terendah sejak Februari 2002.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta