
Pantau.com - Untuk sementara, kini pada diplomat dan kelompok hijau bisa bernafas lega usai Joe Biden resmi menjadi Presiden Amerika Serikat pada Rabu (20/1) waktu setempat. Pasalnya, Biden kini membawa kembali AS ke Perjanjian Paris tentang perubahan iklim
Segera setelah pelantikannya, Biden menandatangani tindakan eksekutif, antara lain, mulai bergabung kembali dengan pakta iklim 2015, membalikkan keputusan skeptis perubahan iklim Donald Trump.
Proses untuk memasukkan kembali kesepakatan internasional membutuhkan waktu satu bulan, yang berarti Amerika Serikat hanya akan secara resmi keluar dari kesepakatan untuk waktu yang singkat, sejak keluar pada November.
Baca juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, Rupiah Bergerak Menguat
Tetapi permusuhan Trump terhadap proses iklim PBB dan dukungannya untuk mencemari bahan bakar fosil telah membuat tim Biden banyak mengejar ketertinggalan di dalam dan luar negeri, kata analis kebijakan.
"Bergabung kembali dengan Perjanjian Paris benar-benar merupakan dasar, untuk pemerintahan Biden tentang iklim," kata Jennifer Morgan, CEO Greenpeace International, demikian dikutip Reuters, Kamis (21/1/2021).
Rachel Cleetus, direktur kebijakan iklim dan energi untuk Union of Concerned Scientists (UCS), mengatakan akan ada sejumlah peluang pada 2021 bagi Biden untuk membantu memajukan "agenda iklim progresif" di panggung dunia. Itu termasuk KTT para pemimpin G7 dan G20, dan pembicaraan iklim PBB pada November.
Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, yang memimpin badan dunia itu ketika kesepakatan Paris diadopsi, mengatakan dia senang Biden telah berkomitmen untuk membawa negaranya kembali ke dalam "pakta perdamaian dengan planet ini".
Baca juga: Bamsoet Ucapkan Selamat kepada Presiden Baru AS Joe Biden
Masuknya kembali AS akan membantu memobilisasi dan membangkitkan kembali kemauan politik di antara para pemimpin global, bisnis dan masyarakat sipil untuk melaksanakan kesepakatan lebih cepat, tambahnya.
Penandatangan perjanjian Paris dimaksudkan untuk menyerahkan rencana terbaru untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan cuaca ekstrem yang memburuk dan naiknya air laut pada akhir tahun 2020 - tetapi karena penundaan yang disebabkan oleh pandemi, hanya sekitar 70 orang yang melakukannya.
Sisa dari rencana diharapkan akan disampaikan pada saat konferensi iklim COP26 PBB yang ditunda, yang akan diselenggarakan oleh Inggris pada bulan November.
rn- Penulis :
- Noor Pratiwi