
Pantau.com - Vaksin Nusantara yang tengah dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini menjadi perbincangan publik.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, "Nanti masih tunggu hasil uji klinisnya yang saat ini masuk tahap dua. Ya kalau bagus metodenya masuk akal ya bisa. Untuk kapannnya ya tanya pak Terawan."
Baca juga: Menko PMK: Tidak Semua Orang di Indonesia akan Divaksin COVID-19
Muhadjir mengatakan, vaksin Nusantara tidak langsung disuntikkan seperti vaksin Sinovac. Vaksin terlebih dahulu dimasukkan ke dalam darah, kemudian penerima vaksin dipastikan terlebih dahulu antibodinya sudah tumbuh dengan baik. Baru kemudian vaksin akan diinjeksikan.
"Kalau vaksin yang saat ini bisa langsung disuntikan, namun Vaksin Nusantara yang dikembangkan tidak bisa langsung disuntikan. Jadi itu tidak masif kayak sekarang (bisa langsung) disuntik begitu," kata Muhadjir Effendy di Karanganyar, Jumat (19/2/2021).
Vaksin Nusantara harus mengikuti uji klinis sebelum diberikan ke masyarakat. Jika uji klinis telah direkomendasikan, vaksin Nusantara baru bisa digunakan. Kendati demikian, Muhadjir mengapresiasi dengan vaksin yang dikembangkan oleh Terawan yang bekerja sama dengan ahli dari Amerika.
Baca juga: Menko PMK Ajak Masyarakat untuk Berempati Sosial saat Pandemi Korona
"Apakah bisa direkomendasi untuk vaksinasi ya tergantung hasil uji klinisnya," kata Muhadjir. "Nanti masih tunggu hasil uji klinisnya yang saat ini masuk tahap dua. Ya kalau bagus metodenya masuk akal ya bisa. Untuk kapannnya ya tanya pak Terawan."
Seperti diketahui, Terawan bersama tim sedang mengembangkan Vaksin Nusantara. Dalam mengembangkan vaksin ini, Terawan juga menggandeng tim peneliti dari Laboratorium RSUP dr Kariadi Semarang, Universitas Diponegoro (Undip) dan Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat. Saat ini Vaksin Nusantara sudah memasuki uji klinis tahap kedua.
- Penulis :
- Noor Pratiwi