Pantau - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menampik anggapan sistem Pemilu proporsional terbuka hanya dikuasai segelintir pemilik modal.
Menurutnya, sistem Pemilu terbuka justru membuka peluang bagi calon anggota legislatif (caleg) dengan berbagai macam latar belakang.
Baca Juga: Gerindra Tegaskan Solid Dukung Prabowo Presiden 2024
"Ada asas keadilan dan keterwakilan itu penting. Ada unsur dari petani, nelayan, buruh, guru dan itu biasanya di Gerindra beraneka ragam," papar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Dasco berpendapat, dengan penempatan caleg yang memiliki latar belakang berbeda semacam itu membuat suara Partai Gerindra semakin bertambah setiap pagelaran Pemilu.
"Kalau pengalaman kita, justru dengan memperkaya berbagai macam kelompok di suatu Dapil, itu yang membuat suara kita besar," ungkapnya.
Baca Juga: Soal Kepastian Jadi Cawapres, Cak Imin: Masih Tunggu Gerindra
Dasco menambahkan, masyarakat saat ini sudah bisa menilai sendiri bagaimana track record dari para caleg yang akan bertarung dalam Pemilu, bukan hanya sekadar memilih yang paling populer.
"Kalau hanya sekadar modal popularitas, apalagi cuma modal pendanaan, saya pikir masyarakat kita juga sudah mulai pintar," tandasnya.
Menurutnya, sistem Pemilu terbuka justru membuka peluang bagi calon anggota legislatif (caleg) dengan berbagai macam latar belakang.
Baca Juga: Gerindra Tegaskan Solid Dukung Prabowo Presiden 2024
"Ada asas keadilan dan keterwakilan itu penting. Ada unsur dari petani, nelayan, buruh, guru dan itu biasanya di Gerindra beraneka ragam," papar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Dasco berpendapat, dengan penempatan caleg yang memiliki latar belakang berbeda semacam itu membuat suara Partai Gerindra semakin bertambah setiap pagelaran Pemilu.
"Kalau pengalaman kita, justru dengan memperkaya berbagai macam kelompok di suatu Dapil, itu yang membuat suara kita besar," ungkapnya.
Baca Juga: Soal Kepastian Jadi Cawapres, Cak Imin: Masih Tunggu Gerindra
Dasco menambahkan, masyarakat saat ini sudah bisa menilai sendiri bagaimana track record dari para caleg yang akan bertarung dalam Pemilu, bukan hanya sekadar memilih yang paling populer.
"Kalau hanya sekadar modal popularitas, apalagi cuma modal pendanaan, saya pikir masyarakat kita juga sudah mulai pintar," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
