Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

4 Tokoh Nasional Rencana Ditembak, Komisi III DPR Panggil Kapolri

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

4 Tokoh Nasional Rencana Ditembak, Komisi III DPR Panggil Kapolri

Pantau.com - Polisi menetapkan enam tersangka terkait kasus kepemilikan sejata ilegal yang rencananya akan digunakan untuk melakukan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu tokoh pimpinan lembaga survei pada aksi 22 Mei yang lalu.

Menanggapi hal itu, DPR RI angkat bicara. Anggota Komisi III Fraksi PPP Arsul Sani mengatakan, pihaknya akan meminta penjelasan mengenai hal tersebut kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

"Saya kira nanti pada saatnya kami yang di komisi III itu akan minta penjelasan yang lebih komprehensif lah dari Kapolri," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Baca juga: Polisi Ciduk 6 Orang yang Berencana Tembak Tokoh Nasional pada 22 Mei 

Arsul mengatakan, Komisi III saat ini mempersilakan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu dalam kasus kericuhan pada 22 Mei yang lalu.

"Sekarang ini juga sedang dalam penyidikan. Tentu Polri juga belom mau membuka semuanya kepada publik. Termasuk kepada DPR. Itu hal yang wajar saja. Tapi nanti kita pasti akan tanyakan ke Polri," ungkapnya.

Sementara itu di lain sisi, Arsul membandingkan antara aksi demontrasi yang dilakukan di Indonesia dengan di negara Perancis. Menurutnya, aksi penyampaian demontrasi yang dilakukan di Indonesia belum cukup dewasa.

Baca juga: Begini Kronologis Lengkap Rencana Penembakan 4 Tokoh Nasional 

"Jadi kalau kemudian itu gak dilihat dan kemudian yang dikedepankan hanya soal hak berdemokrasi, kebebasan berekspresi ya itulah masalahnya. Ada disitu kenapa? karena kan memang demokrasi kita itu kan belum cukup dewasa lah. Karena baru berumur delapan tahun," tuturnya.

"Kan berbeda dengan katakanlah bahkan demonstrasi kata kan lah rompi kuning, yellow vest di Paris waktu demo itu saya sempat di sana pas sama Pak Fahri pada waktu itu. memang berbeda gitu loh. Nah di sanapun kalau demo itu terpusat. Para demonya keras, militan tetapi sudah di tentukan ya disini ya disini. Sudah aturannya. Kalau ini kan nggak, bergerak ke mana-mana. Itu kan makin menyulitkan juga untuk pengamanan," tandasnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi