Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

89 Kelurga Korut dan Korsel Bertemu Setelah Terpisah Selama 6 Dekade Akibat Perang Korea

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

89 Kelurga Korut dan Korsel Bertemu Setelah Terpisah Selama 6 Dekade Akibat Perang Korea

Pantau.com - Keluarga yang terpisah selama 6 dekade ketika 89 keluarga dari Korea Utara dan Korea Selatan bersatu kembali. Reuni tersebut sebagai simbol dari perpecahan setelah akhir perang Korea 1950-53.

Melansir The Guardian, Selasa (21/8/2018), keluarga-keluarga saling berpelukan dan banyak yang menangis.

Sekitar 330 warga Korea Selatan dari 89 keluarga, banyak dari mereka di kursi roda, berkumpul dengan 185 keluarga yang hilang dari Korea Utara, merangkul dengan air mata, sukacita dan ketidakpercayaan.

Han Shin-ja (99) dipersatukan kembali dengan dua putrinya, Kim Kyung-Sil (72) dan Kim Kyung-Young (71). Keduanya mengenakan gaun hanbok tradisional Korea. Ketiganya terlihat sangat emosional ketika berpelukan.


Baca juga: Penembakan Terjadi di Stasiun Bawah Tanah London, 3 Orang Cedera

Pakaian yang sama-sama dimiliki kedua negara, merupakan pengingat sejarah bersama mereka. Reuni itu dikatakan sebagai satu-satunya kesempatan untuk keluarga tersebut bertemu.

Reuni singkat yang berlangsung hanya 11 jam diadakan di resor wisata Korea Utara di Gunung Kumgang.

Kemudian ada pula cerita dari Lee Su-nam (Korea Selatan). Ia melihat saudaranya Lee Jong-seong untuk pertama kalinya setelah 68 tahun.

"Saya pikir akan ada banyak perbedaan, dalam bahasa, dalam cara berpikir, dan gaya hidup yang kita jalani . Saya tidak bisa menanyakan pekerjaan apa yang dia punya dan masalah yang dia hadapi di bawah rezim Korea Utara," ujar Lee.

Di Korea Selatan, sekitar 132.600 orang terdaftar sebagai berasal dari keluarga yang terpisah, tetapi Palang Merah hanya mengidentifikasi 57.000 orang yang selamat.

Baca juga: Otoritas Kemanan Turki Tangkap 2 Terduga Pelaku Penembakan Kantor Kedubes AS

Dari mereka, 41 persen berusia 80-an dan 21 persen berusia 90-an menurut data pemerintah. Kedua negara telah melakukan 20 putaran reuni sejak mereka dimulai pada tahun 2000.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang juga anggota keluarga terpisah dari kota pelabuhan timur Korea Utara, Hungnam, mengatakan pada hari Senin bahwa reuni harus ditingkatkan secara tajam, diadakan secara teratur dan termasuk pertukaran kunjungan dan surat.

"Ini memalukan bagi kedua pemerintah di Selatan dan Utara bahwa banyak keluarga telah meninggal tanpa mengetahui apakah atau tidak keluarga mereka yang hilang masih hidup," kata Moon pada pertemuan dengan sekretaris kepresidenan.

"Memperluas dan mempercepat reuni keluarga adalah prioritas utama di antara proyek-proyek kemanusiaan yang akan dilakukan oleh kedua Korea."

Penulis :
Widji Ananta