
Pantau.com - Keterlibatan kalangan milenial dalam pertanian Indonesia telah berdampak pada optimalisasi lahan dan naiknya produktifitas pertanian dan perkebunan di provinsi Maluku. Para millenials ini tergabung dalam program Gerakan Pemuda Tani Indonesia atau disingkat Gempita.
"Perwujudan Korporasi petani sebagai pelayanan hulu hilir bagi petani bisa dengan mudah diimplementasikan oleh kalangan milenial, sebabnya mereka punya ilmu dan inovasi rerata keluaran perguruan tinggi serta idealisme yang kuat membangun daerahnya masing-masing," kata M yasir ketua gempita Maluku.
Menurutnya Gempita dengan kelembagaan pemuda tani ini didukung oleh milenial alumni perguruan tinggi membuka lebar layanan dari olah tanah hingga pemasaran produk petani.
Baca juga: Milenials Kepincut Usaha Ekspor Pertanian? Begini Cara Mengeksekusinya
"Luasnya hamparan lahan petensi pertanian misalnya di Kabupaten Buru dan Buru Selatan adanya alat mekanisasi memberi jalan nyata bagi kalangan milenial untuk bergelut di Kelembagaan Korporqasi petani, pemuda maluku semakin percaya diri dan bangga menjadi petani," terangnya.
Untuk diketahui, di kabupaten Buru sudah terbentuk 54 KUB dan di buru Selatan sebanyak 28 KUB yang didorong menjadi pelayan bagi petani.
Targetnya, dari KUB Gempita dapat mewujudkan korporasi pertanian yang modern, menjadi pusat layanan pertanian, dengan Traktor KUB mampu melayani pengolahan lahan secara efisien, penanaman memakai mesin tanam termasuk menyediakan pupuk hingga memasarkan hasil produksi petani.
Baca juga: Lahan Rawa di Sumatera Selatan Disulap, Produksi Padi Meningkat
"Semua tahapan produksi hingga pemasaran memberikan peluang penghasilan yang cukup menggiurkan bagi pemuda Maluku," ujar Yasir
Anwar Pelu sebagai pejabat di dinas pertanian provinsi Maluku di sela-sela evaluasi lapangan kegiatan pertanian menilai, regenerasi petani bukan sekedar cerita.
"regenerasi petani sudah bukan lagi cerita tapi sangat massif khususnya di Kabupaten Buru dan Buru Selatan," ungkapnya.
- Penulis :
- Nani Suherni