
Pantau.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungkapkan beberapa gimmick yang terjadi saat debat perdana pilpres merupakan bagian dari strategi penyerangan yang disiapkan.
Direktur Relawan TKN Maman Imanulhaq menjelaskan gimmick yang dimaksud seperti tindakan Jokowi yang menggulung lengan baju, porsi bicara Ma'ruf Amin yang lebih sedikit, hingga Jokowi yang menyatakan enggan memberi apresiasi kepada paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat.
"Ketika Pak Jokowi gulung (lengan baju) itu menunjukkan bahwa beliau bekerja. Tidak pakai jas ke sawah, tidak pakai jas saat lihat tol," kata Maman dalam diskusi KedaiKOPI Seberang Istana di Jl. Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (22/01/2019).
Baca juga: Lembaga Survei Median Beberkan Alasan Masyarakat Enggan Pilih Jokowi dan Prabowo
"Termasuk gimmick yang terakhir bahwa ketika Pak Jokowi (ditanya moderator) 'Apa anda ingin mengapresiasi?' enggak. Kenapa? Karena pak Prabowo memang belum berprestasi. Apresiasi apanya? Memang belum jadi presiden," tambah Maman.
Namun kemudian keputusan tidak memberi apresiasi itu diwakili Jokowi dengan menghampiri dan menyalami Prabowo lebih dulu. Menurut Maman hal tersebut lebih dari sekadar menyatakan apresiasi.
"Jadi Jokowi ingin mengatakan 'Ayo untuk Indonesia kita berdebat dengan cerdas. Ayo untuk Indonesia kita saling serang dalam tanda kutip, dengan data dan fakta. Tetapi kita punya kesatuan nilai bahwa kita satu saudara, satu bangsa'. Itu yang tidak terucapkan," paparnya.
Baca juga: Gerindra Yakin Pemilih Pemula Pilih Prabowo-Sandi karena Santun dan Otentik
Sedangkan terkait porsi bicara Ma'ruf Amin yang lebih sedikit, Maman menyebut hal itu pun bagian dari strategi dalam melemparkan serangan kepada Prabowo-Sandi.
"Ketika Kiyai Ma'ruf banyak mengatakan 'Saya setuju dengan Pak Jokowi', itu termasuk strategi. Karena kubu sebelah terlihat saingan panggung. Berebut panggung. Mana presiden mana wakil presiden, terlihat sekali bingung," ucapnya.
- Penulis :
- Adryan N