HOME  ⁄  Lifestyle

Flu Saat Hamil Bisa Picu Gangguan Bipolar pada Bayi

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Flu Saat Hamil Bisa Picu Gangguan Bipolar pada Bayi

Pantau.com - Sebuah penelitian terbaru dari Institut Kesehatan Nasional AS mengungkapkan, ibu hamil yang terserang flu empat kali lebih berisiko melahirkan anak dengan gangguan bipolar, seperti dikutip Science Daily. 

Pada studinya tersebut para peneliti juga mendapati fakta lain bahwa schizophrenia juga berkaitan erat dengan influenza saat hamil tua.

"Ibu-ibu hamil mesti mengambil langkah pencegahan terhadap serangan flu, seperti segera mengobati ketika tanda-tanda mulai muncul, atau menghindari kontak langsung dengan orang yang terkena influenza begitu mendekati kelahiran," kata Alan Brown dari Universitas Columbia dan Institut Psikiatri, New York.

Baca Juga: Ini 5 Makanan Sehat yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil

Dia menyebutkan vaksinasi flu pada ibu hamil akan lebih mujarab dalam menurunkan risiko bayi terkena gangguan bipolar.

Dari sepertiga anak yang lahir di California utara pada 1959-1966, yang diteliti para ilmuwan, 92 diantaranya menderita gangguan bipolar, saat bersamaan ada sekitar 722 kehamilan yang didiagnosis disertai flu.

Risiko terkena gangguan bipolar akan mencapai empat kali jika ibu hamil menderita flu, namun akan lebih tinggi lagi jika flu menyerang pada bulan kedua atau ketiga saat kehamilan.

Studi juga menunjukkan jika ibu hamil terserang flu pada paruh pertama kehamilannya maka risiko anak terkena schizophrenia mencapai tiga kali lipat.

Autisme juga dikaitkan dengan virus kehamilan pada tiga bulan pertama kehamilan dan kemungkinan ada kaitannya dengan meningkatnya molekul peradangan.

"Riset berikutnya mesti menyelidiki apakah faktor risiko lingkungan yang sama bisa meningkatkan gangguan-gangguan lainnya, tergantung pada bagaimana gangguan prakelahiran berdampak pada perkembangan otak bayi," kata Brown.

Baca Juga: Kelebihan Berat Badan saat Hamil Mempengaruhi Proses Kelahiran Bayi

Penyebab gangguan bipolar hampir sama dengan penyebab schizophrenia. Contohnya, keduanya memiliki gejala sama di awal pertumbuhan bayi, kerentanan gen, terjadi pada keluarga yang sama, menyerang satu persen dari total penduduk, menunjukkan prilaku kegilaan dan merespons pengobatan antikegilaan. 

Hasil penelitian ini akan menjadi landasan untuk pengklasifikasian sistem prilaku mental terbaru yang didasarkan pada sirkuit otak dan mekanisme dimensional yang memangkas kategori diagnosis tradisional.

Penulis :
Kontributor NPW