HOME  ⁄  Internasional

Gabung dengan ISIS, Inggris Tolak Keinginan Pulang Shamima

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Gabung dengan ISIS, Inggris Tolak Keinginan Pulang Shamima

Pantau.com - Shamima Begum, remaja asal Inggris yang lari dari rumah untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS pada umur 15 tahun, mengatakan dirinya ingin kembali ke rumahnya. Shamima ditemukan di sebuah kamp pengungsian Suriah.

"Saya tidak sama dengan saya yang berusia 15 tahun, yang lari dari Bethnal Green pada empat tahun yang lalu," katanya kepada wartawan yang menemukannya di Suriah.

Selama di wilayah ISIS, Shamima telah melahirkan dua orang anak, yang kemudian sakit dan meninggal dunia. Ia mengatakan, ia takut akan kehilangan anak ketiga yang tengah dikandungnya saat ini.

Baca juga: Suriah: Serangan Israel Hanya akan Memperpanjang Krisis

Kematian kedua anaknya menjadi alasan ia melarikan diri dari kelompok teror ISIS yang saat ini tengah diberantas habis-habisan oleh pasukan Amerika Serikat di Suriah.

"Pada akhirnya, saya tidak bisa menahan apapun. Saya juga takut akan melahirkan anak lagi setelah kematian kedua anak saya. Jadi, saya lari dari kelompok ISIS. Sekarang, yang saya inginkan adalah kembali ke rumah di Inggris," ungkapnya kepata The Times.

Shamima menikah dengan Yago Riedijk, seorang Belanda yang datang ke Kota Raqqa. Ia dituduh memata-matai ISIS dan disiksa. Shamima mengatakan, ia terakhir melihat suaminya pada dua minggu yang lalu, ketika pasangan itu kabur dari Baghuz, salah satu benteng terakhir kelompok ISIS di Suriah. Riedijk diungkapkan telah menyerah kepada kelompok teror itu.



Baca juga: Kenapa Trump Harus Tunggu Pengumuman Resmi Soal Kalahkan ISIS?

Meski demikian, pemerintah Inggris enggan berkomentar pada kasus-kasus inividu dan menegaskan siappun yang kembali dari wilayah ISIS harus menghadapi penyelidikan kriminal, melansir The Standard.

"Siapaun yang kembali dari wilayah konflik di Suriah atau Irak harus menhadapi investigasi oleh polisi guna menentukan jika ada tindak kejahatanm dan memastikan mereka tidak akan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional," kata Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace, seperti dilansir Sputnik, Jumat (15/2/2019).

Shamima merupakan salah satu dari kelompok gadis-gadis yang melarikan diri dari Inggris pada tahun 2014. Gadis lainnya, Kadiza Sultana, diyakini telah tewas selama serangan udara di wilayah konflik, namun Shamima mengatakan, gadis ketiga, Amira Abase, yang ikut melarikan diri di tahun sebelumnya dilaporkan masih hidup. 

Penulis :
Noor Pratiwi