
Pantau.com - Banggar mengesahkan Asumsi Makro yang diajukan oleh pemerintah. Salah satunya yakni, mengenai nilai tukar rupiah tahun 2020 yang diperkirakan beriksar Rp14.000 hingga Rp14.500 per-Dolar AS.
Anggota Banggar Fraksi Golkar, John Kenedy Azis menyampaikan dalam paparannya, ada beberapa faktor yang diperkirakan sangat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun 2020 mendatang.
"Antara lain risiko berlanjutnya trade war dan dampaknya pada volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia (di tengah pertumbuhan ekonomi global yang masih relatif lemah), masih terjadinya defisit neraca transaksi berjalan," ujarnya saat pemaparan di Ruang Banggar, Kompleks DPR RI, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).
Baca juga: Sadis Naiknya! Beli Sekilo Cabai Merah Besar Setara 2 Ekor Ayam Potong
Sementara bebapa faktor yang dapat mendorong apresiasi nilai tukar rupiah antara lain kata dia, tidak berlanjutnya normalisasi kebijakan moneter the Fed atau bahkan penurunan suku Bunga FFR.
"Serta masuknya capital inflow seiring dengan perbaikan ekonomi domestik dan pendalaman pasar keuangan," katanya.
Selain itu, John menyampaikan catatan dari partai Gerindra agar pemerintah dapat mencontoh periode pemerintahan Presiden Habibie dimana angka nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat apresiasi lebih dari 100 persen.
"Fraksi Partai Gerindra meminta Pemerintah untuk optimis menguatkan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat seperti Masa Kepemimpinan Presiden Habibie, dimana kurs dapat berubah dari Rp16.800 per 1 Dolar AS menjadi Rp6.500 per 1 Dolar AS," pungkasnya.
Baca juga: Ditikung Airbus Lagi, Boeing Kehilangan Pesanan Besar dari Arab Saudi
- Penulis :
- Nani Suherni