
Pantau.com - Iran tidak akan pernah menyerah terhadap tekanan Amerika Serikat. Jika AS ingin menggelar pembicaraan dengan Iran, seharusnya mereka menunjukkan rasa hormat.
Tensi antara Teheran dan Washington meningkat dalam beberapa pekan belakangan, setahun setelah Washington mundur dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Kesepakatan tersebut bertujuan mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi keuangan internasional.
"Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan Amerika Serikat. Amerika harus berupaya menghormati Iran. Jika mereka ingin berbicara dengan Iran maka mereka harus menunjukkan sikap hormat," kata Menteri Luar Negeri Javad Zarif, dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh stasiun TV pemerintah.
Baca juga: Video Momen Bersejarah Detik-detik Trump Injakkan Kaki ke Korut
Trump telah menyerukan pembicaraan tanpa syarat dengan para ulama Iran. Sementara itu Teheran mengesampingkan hal tersebut dengan mengatakan Trump harus melanjutkan kembali kesepakatan apabila dirinya ingin bernegosiasi dengan Iran.
Sebelumnya, Secara terang-terangan mengancam akan melancarkan perang nuklir terhadap negara lain tidak hanya ilegal menurut hukum internasional. Iran menanggapi retorika Presiden donald Trump.
Baca juga: Pertanyakan Kenapa Serangan AS Batal, Iran: Khawatir Nasib 150 Orang?
"Ada piagam PBB, dan ancaman perang adalah ilegal," kata Menlu Iran Javad Zarif kepada CNN, dalam memparafrasekan Pasal 2.4 Piagam PBB, sehari setelah Trump berbicara perang nuklir dengan negaranya.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa niat AS tentu ilegal. Javad melanjutkan, Amerika Serikat tidak akan bisa melenyapkan Iran kecuali menggunakan senjata terlarang oleh dunia internasional.
rn- Penulis :
- Widji Ananta