
Pantau.com - Jakarta menyandang status sebagai kota paling berpolusi di dunia pada akhir Juli silam. Indeks Kualitas Udara (AQI) Kota DKI Jakarta mencapai 182 dengan kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3.
Kondisi kualitas udara yang semakin memprihatinkan itu harus secara cepat dilakukan tindakan oleh pemerintah setempat agar tidak menimbulkan ancaman besar di sisi kesehatan.
Kualitas udara yang buruk ini diam-diam secara perlahan membunuh masyarakat Jakarta tanpa disadari. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai pernyaki. Berikut Pantau rangkum lima penyakit yang timbul akibat polusi udara yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Asma
Inhealer Asma. (Foto: Pixabay)
Polusi udara dapat menyebabkan penyakit, yang paling utama pada saluran pernapasan. Salah satunya adalah asma, jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang menyerang secara tiba-tiba karena disebabkan adanya peradangan pada paru-paru.
Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Baca juga: 'Ajakan Naik Transportasi Umum Tak Efektif Tekan Polusi'
2. Susah Hamil
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Pixabay)
Selain berdampak pada kesehatan pernafasan, polusi udara ternyata juga berdampak pada kesuburan. Professor Simon Fishel, pendiri dan presiden CARE Fertility menyebutkan, sebuah studi terbaru menemukan bahwa polusi udara bisa secara langsung berdampak pada kesuburan wanita, seperti dikutip standard.co.uk.
Kesimpulan studi menyebutkan, polusi udara menurunkan aktivitas indung telur wanita, namun tidak secara spesifik meneliti dampak polusi udara terhadap kesuburan.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa polutan bisa menyebabkan pengurangan sel telur, perkembangan telur, jumlah dan kualitas telur yang diambil, lapisan rahim, serta pembuahan telur dan kualitas embrio.
Selain itu, potensi keguguran akan meningkat sebanyak 16 persen jika si ibu menghirup udara kotor selama seminggu berturut-turut, seperti yang dilaporkan penelitian Universitas Utah, dikutip DailyMail.
3. Jantung Koroner
Ilustrasi jantung. (Foto: Pixabay)
Penyakit ini terjadi, ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Selain faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol dan merokok, peneliti menemukan faktor lain yang bisa meningkatkan risiko tersebut yakni paparan pada polusi udara.
Meng Wang, PhD, asisten profesor dari University at Buffalo School of Public Health New York, dan tim melakukan penelitian. Secara khusus, penelitian ini menemukan hubungan antara paparan ozon kronis dan peningkatan laju terhadap perkembangan ketebalan dinding karotis dan pembentukan plak pada pembuluh darah serta cedera para arteri, dikutip Medical News Today.
Meski demikian, peneliti mengakui masih terdapat hal yang harus diteliti lebih lanjut mengenai kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Baca juga: Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anies Diminta Segera Atasi Masalah Polusi
4. Ispa
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan atas atau ispa menyebabkan seseorang tidak bisa bernapas dengan baik. Biasanya penyakit ini menyerang seseorang mulai dari hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Dikutip Antara, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merilis data terbaru terkait penyakit dan masalah kesehatan yang dialami masyarakat, periode Januari-Mei 2019.
Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) cukup mencolok, mengingat jumlahnya yang mencapai 905.270 kasus berdasarakan laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Paru-paru Basah
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
Paru-paru basah atau pneumonia adalah penyakit akibat infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara atau pada alveolus di salah satu bagian paru-paru, atau bahkan keduanya.
Paru-paru basah dapat disebabkan oleh serangan (infeksi) virus, jamur, atau bakteri terhadap sistem pernapasan.
Pengidap paru-paru basah biasanya tidak dianjurkan untuk keluar malam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Hal tersebut diduga karena keluarnya gas karbondioksida yang tinggi di malam hari.
- Penulis :
- Kontributor NPW