
Pantau.com - Presiden AS telah berulang kali mengkritik bisnis Jerman karena berpartisipasi dalam proyek pipa gas Nord Stream 2. Selain itu, ia menuntut agar Jerman segera meningkatkan pengeluaran pertahanannya menjadi dua persen dari PDB-nya.
Diketahui, hubungan antara Jerman dan Amerika Serikat terus berkembang meskipun ada kecaman dari Washington, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dikutip oleh kantor berita Deutsche Presse-Agentur (DPA) dan dilansir dari Sputnik, Jumat (18/1/2019).
"Saya pikir bahwa selama beberapa dekade terakhir, hubungan Jerman-Amerika telah diperluas sedemikian rupa sehingga tidak ada presiden sendiri yang dapat memengaruhi mereka sehingga mereka dapat dihancurkan sepenuhnya," katanya menekankan, dan menambahkan bahwa Amerika Serikat lebih dari Donald Trump.
Pada saat yang sama, Maas meminta Eropa untuk melakukan upaya bersama untuk menemukan "keseimbangan baru dalam hubungan dengan Amerika Serikat". Secara terpisah, ia menyentuh proyek pipa gas Nord Stream 2, yang menurut Maas tidak akan dirusak oleh sanksi AS.
Baca juga: Shutdown, Trump Tak Izinkan Ketua DPR Pakai Pesawat Militer
"Tidak ada yang akan menghentikannya (proyek)", katanya, menambahkan bahwa sanksi AS dapat mendorong perusahaan-perusahaan Jerman untuk menarik diri dari proyek tersebut, yang tidak akan mencegah Rusia untuk mengimplementasikan proyek itu sendiri.
Pernyataan itu muncul setelah Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell mengirim surat ke sejumlah perusahaan Jerman awal pekan ini, mengisyaratkan kemungkinan sanksi AS menargetkan mereka yang mendukung proyek Nord Stream.
Surat kabar Bild mengutip juru bicara duta besar yang mengatakan bahwa surat itu tidak boleh dianggap sebagai ancaman, tetapi sebagai ekspresi yang jelas dari kebijakan AS.
Pada September 2018, Presiden AS Donald Trump mengecam Jerman karena membayar Rusia "miliaran dan miliaran dolar" untuk Nord Stream 2, yang menurutnya Washington dianggap "tidak pantas".
Baca juga: Sosok di Balik Suksesnya KTT Kim-Trump Jilid I Temui Menlu AS
AS telah berulang kali memperingatkan terhadap pembangunan Nord Stream 2 dan mengambil langkah-langkah untuk memblokir proyek tersebut. Undang-undang CAATSA (Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi Undang-Undang), yang diadopsi tahun lalu, menetapkan kemungkinan untuk menjatuhkan sanksi sepihak terhadap perusahaan, yang, antara lain, terlibat langsung dalam proyek Nord Stream 2.
Presiden AS Donald Trump dan Kanselir Jerman Angela Merkel berpose dalam foto keluarga di Theatee Yunani selama KTT G7 di Taormina, Sisilia, Italia, 26 Mei 2017.
Nord Stream 2 menetapkan pembangunan dua pipa gas yang membentang dari pantai Rusia di utara St. Petersburg melalui Laut Baltik ke sebuah hub di timur laut Jerman. Proyek ini merupakan usaha patungan antara Gazprom Rusia dan Engie Prancis, OMV AG Austria, Kerajaan Belanda Belanda-Belanda, serta Uniper dan Wintershall Jerman.
Pipa, yang akan dioperasikan pada 2019, bertujuan untuk mengirimkan 55 miliar meter kubik gas alam Rusia per tahun ke Uni Eropa melintasi Laut Baltik ke Jerman.
- Penulis :
- Widji Ananta