
Pantau.com - Amerika Serikat melanjutkan ekstradisi formal dari Kanada terkait dengan kasus Eksekutif Huawei Meng Wanzhou. Hal itu disampaikan oleh duta besar Kanada untuk Amerika Serikat David MacNaughton kepada Globe and Mail.
Langkah tersebut tentunya meningkatkan ketegangan dengan China. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Kanada yang diterbitkan pada Senin (21 Januari 2019), mengatakan Amerika Serikat telah meminta Kanada untuk ekstradisi Meng tapi ia tidak mengatakan kapan permintaan tersebut dibuat. Ia mengatakan batas waktu pengajuan hingga 30 Januari, atau 60 hari setelah Meng ditangkap pada 1 Desember 2018 di Vancouver.
Meng, yang merupakan putri pendiri Teknologi Huawei Ren Zhengfei, ditangkap atas permintaan Amerika Serikat atas dugaan pelanggaran terhadap sanksi yang diberikan AS kepada Iran. Ia dibebaskan dengan jaminan pada bulan lalu dan dijadwalkan di pengadilan di Vancouver pada 6 Febuari.
Baca juga: Usai Penangkapan Petinggi Huawei, China Telah Menahan 13 Warga Kanada
Hubungan antara China dan Kanada menjadi dingin setelah penangkapan petinggi itu, dengan China menahan dua warga Kanada dan menghukum mati seorang warga Kanada yang sebelumnya dinyatakan bersalah atas penyelundupan narkoba.
Menanggapi rencana ekstradisi Meng, perusahaan besar China itu belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai proses hukum yang tengah berlangsung. Departemen Kehakiman Kanada juga belum menanggapi hal tersebut.
Kanada merupakan salah satu dari lebih 100 negara, yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat. Setelah permintaan resmi diterima, pengadilan Kanada harus menentukan dalam waktu 30 hari jika ada bukti yang cukup untuk mendukung ekstradisi, dengan perintah resmi dari Menteri Kehakiman Kanada.
Baca juga: Terkait Kasus Petinggi Huawei, Dubes China Tuduh Kanada Gunakan Standar Ganda
MacNaughton mengatakan ia telah mengeluhkan ke Amerika Serikat, di mana Kanada menderita karena China melakukan balas dendam dengan penangkapan yang dilakukan atas permintaan AS.
"Kami tidak suka bahwa warga kami sedang dihukum," kata MacNaughton dikutip Globe and Mail, seperti dilansir Reuters, Selasa (22/1/2019).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebelumnya mengatakan China sewenang-wenang menggunakan hukuman mati dan menyerukan para pemimpin dunia untuk menyuarakan keprihatinan kepada warga Kanada yang ditahan.
- Penulis :
- Noor Pratiwi