Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kuatkah Ekonomi AS-China Jika Terus Bertarungan Tarif?

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Kuatkah Ekonomi AS-China Jika Terus Bertarungan Tarif?

Pantau.com - Tiongkok menghadapi tantangan ekonomi yang lebih besar daripada perang dagangnya dengan AS.

Bahkan sebelum tarif tit-to-tat, pertumbuhan ekonomi nomor 2 di dunia sudah diperkirakan akan mendingin dari 6,8 persen tahun lalu menjadi masih kuat 6,5 persen tahun ini.

Para pemimpin komunis yang mencoba pertumbuhan yang lebih mandiri. Tahun lalu pinjaman bank juga booming  mendorong bisnis dan keluarga untuk meminjam dan membelanjakan di luar kemampuan mereka. Pemimpin komunis khawatir ekonomi melemah terlalu banyak.

Baca juga: Masih Tergiur Suap, Berapa Sih Gaji Hakim di Indonesia?

Pertumbuhan dalam penjualan ritel, bagian terbesar dari ekonomi Cina daripada ekspor, lebih lemah dari yang diperkirakan pada bulan Juli dan mendekati terendah 14 tahun. Output pabrik dan sektor lain juga melambat. Beijing menanggapi dengan mengurangi pinjaman dan meningkatkan belanja pemerintah.

"Kami memperkirakan ekonomi akan memburuk sebelum menjadi lebih baik," kata ekonom Nomura seperti dikutip ABC News.

Penasihat Trump mengatakan perlambatan itu memberi pengaruh besar pada Washington dalam pertempuran dagang.

Baca juga: Rupee Sri Lanka Jatuh ke Posisi Terendah Terhadap Dolar AS

"Ekonomi mereka terlihat buruk," kata penasihat ekonomi utama Trump, Larry Kudlow, pada pertemuan Kabinet bulan ini.

Namun para analis yang lebih condong kepada kebijakan China mengatakan itu melakukan lebih baik daripada yang mungkin orang Amerika pikirkan.

"Banyak pelambatan ekonomi ini benar-benar hasil dari kebijakan yang dimaksudkan," kata Tai Hui dari J.P. Morgan Asset Management di Hong Kong. 

"Momentum pertumbuhan secara keseluruhan masih relatif sehat dan tentunya secara luas sejalan dengan rencana pemerintah," tambahnya.

Penulis :
Nani Suherni