Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Lima Papyrus di Museum Alkitab Ternyata Palsu

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Lima Papyrus di Museum Alkitab Ternyata Palsu

Pantau.com - Setidaknya lima Dead Sea Scrolls atau papyrus di museum Amerika Serikat ternyata palsu. Direktur museum telah mengakui tuduhan tersebut.

Ketika peresmian museum Alkitab yang dibuka pada November 2017, ada beberapa pertanyaan mengenai keabsahan naskah kegamaan kuno tersebut. 

Seperti dilansir Metro, Selasa (23/10/2018), setelah dianalisis ditemukan barang tersebut telah ditempa. Ketua Kurator Museum Jeffrey Kloha mengatakan, ini merupakan kesempatan untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat pentingnya memverifikasi tentang keaslian Alkitab.

Baca juga: Menentang Perdagangan Senjata, Menteri di Australia Terima Ancaman Pemerkosaan

16 fragmen gulung yang dipamerkan di museum tersebut menjadi daya tarik utama, namun tim analisis Jerman mengungkap setidaknya lima dari 16 fragmen gulungan itu telah ditempa.

Pernyataan tersebut memiliki implikasi serius, tidak hanya untuk museum Alkitab, tetapi untuk umat Kristen lain dan lembaga-lembaga yang membayar dengan harga tinggi untuk melihat apa yang sekarang dilihat, tampaknya menjadi kasus penipuan arkeologi terbesar.

Dead Sea Scroll dalam museum tersebut merupakan naskah agama Yahudi yang ditemukan di gua-gua Qumran di tepi barat Laut Mati.

Lebih dari 9.000 ribu dokumen serta 50.000 koleksi fragmen diambil untuk sepenuhnya diselidiki.

Baca juga: AS Utus Dua Kapal Perang ke Selat Taiwan

Sebagian besar gulungan dan fragmen tersebut dikontrol oleh Israel Antiquities Authority, tetapi pada tahun 2002, fragmen mulai beredar di pasar, meskipun sikap skeptis masih ditunjukan oleh sarjana Biblical.

Mereka memperingatkan secara khusus, fragmen ini dirancang untuk menargetkan orang Kristen di Amerika. The Greens, pendukung utama museum Alkitab akan melanjutkan akusisi besar-besaran pada artefak yang terdapat saat pembukaan museum.

Museum mengirim fragmen untuk diselidiki pada April 2017 dan lima fragmen telah dipublikasikan sejak dibuka pada Desember 2017 lalu.

Fragmen palsu telah diganti dengan fragmen lain, yang merupakan fragmen untuk pameran ilmiah yang tertunda. Saat ini analsis lebih lanjut telah dilakukan oleh pihak museum.

Penulis :
Noor Pratiwi