Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Mengaku Sebagai Mata-mata, Akademisi Inggris di Abu Dhabi Dibebaskan

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Mengaku Sebagai Mata-mata, Akademisi Inggris di Abu Dhabi Dibebaskan

Pantau.com - Seorang akademisi Inggris kembali ke negaranya dari Uni Emirat Arab pada Selasa (27/11/2018) setelah pengampunannya menyelamatkan dirinya dari hukuman seumur hidup karena melakukan aksi mata-mata, menurut seorang forografer Reuters.

UAE menyatakan pihaknya telah memberikan pengampunan kepada Matthew Hedges setelah menunjukkan video tentang dirinya yang mengaku sebagai anggota badan intelijen M16 Inggris. Inggris telah membantah ia adalah mata-mata dan menyambut baik pengampunannya.

Hedges pria berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa S3 di Universitas Durham, ditahan sejak 5 Mei, ketika ia ditangkap di Bandara Internasional Dubai setelah dua pekan melakukan kunjungan untuk riset.

Keluarganya mengatakan dia sebagai peneliti yang berdedikasi dan tersangkut sistem keamanan dan kehakiman UAE. Negara Teluk itu menyebut dirinya sebagai mata-mata Inggris yang telah diadili secara adil karena pelanggaran spionase.

Perkara tersebut telah membuat hubungan dua sekutu yang telah berlangsung lama, yang mendorong London mengeluarkan tanggapan diplomatik setelah keputusan pengadilan dijatuhkan pekan lalu. Inggris memperingatkan kasus itu akan mengganggu hubungan.

Presiden UAE mengeluarkan pengampunan sebagai bagian dari pemberian keringanan hukuman massal lebih 700 tahanan untuk menandai Hari Nasional negara itu.

Baca juga: China Kembali Terima Hujatan Atas Penahanan Massal Muslim Uighur di Xinjiang

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menyambut baik pengampunan tersebut. Ia mengatakan, walaupun Inggris tidak setuju dengan tuduhan-tuduhan tersebut, namun pihaknya berterima kasih kepada pemerintah UAE yang menyelesaikan isu ini dengan cepat.

UAE telah mengisyaratkan pada Jumat bahwa pihaknya sedang mencari solusi damai atas kasus tersebut setelah Perdana Menteri Theresa May melukiskan kalimat pekan lalu sebagai kekecewaan yang mendalam.

Istri Hedges, Daniela Tejada, mengatakan suaminya dikurung sendirian dalam satu ruang selama lebih lima bulan dan bukti yang diajukan terhadapnya berisi catatan-catatan dari riset disertasinya. Ia mengatakan proses peradilannya pekan lalu berlangsung kurang dari lima menit.

Duta besar UAE untuk Inggris mempertanyakan laporan itu dan mengatakan itu merupakan perkara yang sangat serius dan tidak ada proses peradilan yang hanya berlangsung lima menit. 

Beberapa menit sebelum pengampunan diumumkan pada Senin, seorang juru bicara UAE menunjukkan kepada para wartawan sebuah video yang berisi pengakuan Hedges yang merupakan anggota Dinas Intelijen Rahasia (M16) Inggris dan sedang menyelidiki sistem militer yang akan dibeli UAE.

Dalam video itu, diperlihatkan dengan subjudul yang tidak dapat diverifikasi secara independen, Hedges tampak mengatakan ia mendekati sumber-sumber sebagai mahasiswa doktoral.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina, Pesawat Mata-mata AS Masuki Wilayah Laut Hitam

Juru bicara Jaber al-Lamki mengatakan, Hedges 100 persen anggota dinas rahasia dan bertujuan mencuri rahasia-rahasia nasional sensitif UAE untuk orang yang membayarnya.

Menurutnya, Hedges bertujuan mengumpulkan infromasi tentang tokoh-tokoh pemerintah termasuk para anggota keluarga penguasa UAE dan jejaring mereka, serta data ekonomi terkait perusahaan-perusahaan strategis.

Hedges telah membangun jejaring kontak secara ekstensif dengan Dubai's Institute for Near East & Gulf Military Analysis (INEGMA), kemudian kembali ke UAE dengan penugasan menyamar sebagai mahasiswa yang sedang melakukan riset, kata Lamki.

Meski demikian, keluarga membantah laporan UAE, mereka menagtakan bahwa Hegdes merupakan seorang akademisi yang risetnya fokus pada topik sensirif di UAE seperti struktur keamanan, kesukuan, dan konsolidasi politik di Abu Dhabi.

Penulis :
Noor Pratiwi