
Pantau.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta agar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) proaktif terkait rencana pengembangan kendaraan listrik.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengisahkan adanya aduan terkait pengembangan taksi listrik dari pemilik moda transportasi umum taksi. Ia meminta ada unit khusus untuk percepatan realisasi.
"Kemarin saya ketemu yang punya taksi blue bird papasan di warung. Dia mengatakan sudah beli taksi listrik banyak banget, sekarang lagi runding dengan PLN. Saya tanya ada masalah Enggak ada tapi bingung. Makanya PLN pro aktif lah. Jadi tolong ada unit yang bisa kembangkan ini," ujarnya saat ditemui usai mengikuti Diseminasi Rapat Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2019).
Baca juga: Ma'ruf Amin Sebut TKA di RI di Bawah 0,01 Persen, Ini Faktanya!
Pasalnya kata dia, kendaraan listrik dinilai penting, untuk mengurangi polusi hingga mengurangi biaya crude atau BBM atau fuel. Selain itu juga dinilai menjadi salah satu langkah efektif untuk menahan impor BBM.
"Ini menurut saya caranya bagaimana, pak ini impornya tambah tinggi, ya makanya penggunaan kendaraan listrik," paparnya.
Sebelumnya, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto menyampaikan, pemerintah serius dalam mengembangkan kendaraan listrik karena memiliki target utama yang ingin dicapai, yakni ketahanan energi dan ramah lingkungan.
Baca juga: Jusuf Kalla: Masih Ada 12 Hari, Kalau Tak Lapor Pajak Didenda
"Pemerintah menilai, kendaraan bermotor listrik dapat mengurangi pemakaian BBM serta memangkas ketergantungan impor BBM. Ini berpotensi menghemat devisa kurang lebih Rp798 triliun. Kita masih punya CPO atau sumber energi lain terbarukan yang bisa dimanfaatkan," ungkap Harjanto saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
Selain itu, pengembangan kendaraan listrik sebagai salah satu komitmen pemerintah dalam upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030.
"Penurunan emisi bukan hanya tergantung kendaraannya, tapi juga dari sumber energi yang kita gunakan," terangnya.
- Penulis :
- Nani Suherni