
Pantau.com - Fatima Sultani yang berusia 17 tahun dan Fereshta Ahmadi yang berusia 19 tahun mulai berlatih jiu-jitsu dan ninjutsu hanya beberapa tahun yang lalu. Mereka adalah ninja pertama dan satu-satunya di negara itu dengan mempraktikkan seni bela diri Jepang kuno di Kabul.
Meskipun kondisi yang sulit dengan masalah keamanan, serta kurangnya program yang relevan dan fasilitas olahraga, dua gadis dari Afghanistan terus berupaya mengkhatamkan jurus-jurus Jepang itu.
Ninja secara harfiah diterjemahkan sebagai bersembunyi. Mata-mata Jepang yang berpartisipasi dalam berbagai jenis misi rahasia, seperti spionase, penipuan, sabotase, pembunuhan kontrak dan perkelahian samurai, di mana mereka menampilkan penguasaan penyamaran dan ninjutsu, disebut ninja.
Baca juga: Utusan PBB di Afghanistan Temui Wakil Perundingan Taliban di Qatar
Selain latihan, seni bela diri ini menggunakan berbagai jenis senjata, seperti pedang, tombak, busur dan panah.
Mengenakan kostum Ninja hitam khusus, Fatima dan Fereshta mengasah gerakan mereka dan meningkatkan keterampilan bela diri mereka. Fatima mulai berlatih jiu-jitsu dan ninjutsu dua tahun lalu setelah menonton beberapa film tentang ninja.
"Selama dua tahun kami telah mempromosikan seni bela diri ini di Afghanistan. Saya menjadi tertarik pada seni bela diri Jepang setelah menonton film tentang ninja. Perbedaan utama antara olahraga ini dan olahraga lainnya adalah kebebasan dan fakta bahwa itu tidak terbatas di tempat mana pun, dan kita bisa menunjukkannya di mana-mana. "
Baca juga: Terkuak! Ini Fakta Mengejutkan Seorang Ninja Jepang dalam Intelijen
Menurut Fereshta, hanya ada dua ninja di Afghanistan hari ini, dirinya dan Fatima. Dia percaya bahwa situasi di negara ini tidak kondusif untuk promosi olahraga di kalangan wanita, dan bahwa saat ini anak perempuan tidak dapat secara bebas terlibat dalam olahraga.
"Meskipun Fatima dan aku berlatih ninjutsu di Afghanistan, secara umum kondisi di negara itu sama sekali tidak berarti bahwa wanita bebas melakukan olahraga."
Fatima dan Fereshta berlatih enam hari per minggu di kompleks Subuh pada jam-jam yang dijadwalkan khusus untuk wanita. Mereka berharap dapat ikut serta dalam kompetisi di luar Afghanistan.
- Penulis :
- Widji Ananta