
Pantau.com - Perdana Menteri Inggris Theresa May akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Jumat, 28 Juni 2019.
Dalam kesempatan itu, May mengungkapkan kepada Putin bahwa Inggris dapat menjalin hubungan yang berbeda dengan Rusia, jika Moskow berhenti melakukan tindakan yang mengancam dan melemahkan keamanan internasional, dilansir Reuters, Sabtu (29/6/2019).
Baca juga: May kepada Putin: Inggris Terbuka dengan Rusia, Asal...
"Tidak ada normalisasi hubungan bilateral dengan Rusia sampai Moskow menghentikan aktivitas yang tidak bertanggung jawab dan mengacaukan serta mengancam Inggris dan sekutunya," ucap juru bicara menirukan Theresa May.
May juga meminta Putin untuk menyerahkan tersangka pembuuh mantan agen ganda dan putrinya akibat keracunan di Salisbury, pada tahun lalu.
"Perdana Menteri mengatakan bahwa penggunaan agen saraf mematikan di Salisbury sebagai bagian dari pola yang lebih luas perilaku yang tidak dapat diterima dan merupakan tindakan yang sangat keji," tambahnya.
Baca juga: Sebelum Lengser, Theresa May Upayakan Pertemuan dengan Putin?
Hubungan Inggris dan Rusia menemui titik lemah pasca Perang Dingin setelah kematian Sergei Skripal, mantan anggota intelijen militer Rusia, dan putrinya Yulia, akibat racun saraf Novichok di Salisbury Inggris pada Maret 2018. Inggris menyalahkan Rusia, namun Moskow membantah terlibat dalam kasus tersebut.
Negara-negara sekutu Inggris di Eropa serta Amerika Serikat mendukung Inggris dengan memerintahkan pengusiran terhadap para diplomat Rusia dengan jumlah terbesar sejak puncak Perang Dingin. Sebagai balasan tindakan Inggris, Rusia juga ikut mengusir para diplomat Barat dari negaranya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi