
Pantau.com - Satu delegasi pejabat senior Turki termasuk menteri luar negeri dan menteri pertahanan dijadwalkan mengunjungi Rusia pekan ini guna membahas perkembangan belakangan ini di Suriah, kata juru bicara partai yang memerintah, Rabu (26 Desember 2016).
Delegasi yang meliputi Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Pembantu Presiden Ibrahim Kalin, Menteri Pertahanan Hulusi Akar, dan Kepala Dinas Intelijen Hakan Fidan, direncanakan berada di Moskow pada Sabtu, kata Juru Bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) Omer Celik dalam satu taklimat di Ibu Kota Turki, Ankara.
Kunjungan tersebut dilakukan setelah pengumuman mengejutkan pekan lalu oleh Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa Washington akan menarik semua tentaranya dari Suriah.
Baca juga: Perang Saudara Suriah Bakal Pecah, Rusia dan Turki Menunggangi
Celik mengatakan satu rencana akan dibuat setelah pembicaraan pekan ini guna menyelenggarakan pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan timpalan Rusianya Vladimir Putin.
Setelah pengumuman AS itu, upaya diplomatik gencar direncanakan dilancarkan dengan Iran dan Rusia dalam beberapa hari ke depan, kata Celik, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu.
Turki akan berbagi perspektif baru mengenai upaya kontra dan teror, yang akan diterapkannnya di wilayah tersebut selama penarikan dan proses pasca penarikan tentara AS, tambah Celik.
Baca juga: Erdogan Undang Trump Lakukan Lawatan ke Turki Tahun 2019
"Pekerjaan ini akan dilanjutkan dengan cara yang sangat terencana dan sistematis dalam kerangka kerja sama," katanya.
Juru bicara itu juga mengecam menteri kehakiman Israel karena pernyataannya yang menyerang Erdogan mengenai operasi anti teror yang mungkin dilancarkan Turki di Suriah.
"Itu menarik perhatian anda ketika seseorang yang mendesak pembunuhan para ibu Palestina memuji PYD-YPG-SGD," kata Celik.
"Saya harap mereka (orang Kurdi) akan menang dalam perang mereka melawan Turki. Saya harap masyarakat internasional akan mencegah Erdogan membantai orang Kurdi," kata Ayelet Shaked seperti dikutip Jerusalem Post pada Ahad (23 Desember 2018).
Shaked merujuk kepada operasi anti-teror yang direncanakan Turki terhadap PYD/YPG di sisi timur Sungai Eufrat di Suriah, operasi ketiga semacam itu ke dalam wilayah Suriah sejak 2016.
- Penulis :
- Noor Pratiwi