
Pantau.com - Pemerintah menilai dalam kurun waktu empat tahun, utang pemerintah dikelola dengan baik, dialokasikan untuk peningkatan belanja produktif.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang digelar di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).
"Utang pemerintah dikelola dengan baik, dialokasikan untuk peningkatan belanja produktif. Rasio utang terhadap PDB dijaga di bawah 30 persen dan di bawah amanat Undang-undang Keuangan," ujar Moeldoko dalam paparannya.
Baca juga: Jangan Asal Transfer dari ATM Beda Bank, Cek Biaya Administrasinya Dulu Nih
Lebih lanjut, kondisi makro ekonomi menurutnya dikelola dengan baik dan penuh kehati-hatian. Pertumbuhan ekonomi dinilai stabil di kisaran 5 persen dan terus meningkat di tengah ketidakpastian global.
"Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,02 persen dan semester I 2018 pertumbuhan ekonomi, tumbuh cukup baik 5,17 persen," katanya.
Lebih lanjut sektor fiskal dan moneter kata dia, dikelola dengan baik dan hati-hati. Kondisi keuangan negara dan moneter dinilai aman dan terkendali.
"Indikatornya defisit APBN terkontrol. APBN ekspansif, defisit terjaga di bawah 3 persen terhadap PDB. 2014 defisit 2,34 persen terhadap PDB. Agustus 2018 defisit APBN 1,01 persen terhadap PDB," katanya.
Baca juga: Deretan Prestasi Jokowi-JK Versi Staf Kepresidenan
Selain itu kata dia, defisit transaksi berjalan dijaga di bawah 3 persen terhadap PDB. Defisit 2014 sebesar 3,1 persen terhadap PDB. Semester I 2018 sebesar 2,6 persen terhadap PDB.
"Cadangan devisa cukup untuk membiayai impor dan utang luar negeri selama 6,3 bulan atau dua kali lipat di atas standar internasional," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni