
Pantau.com - Satu dari tiga orang saat ini memiliki hutang bahkan meningkat setengahnya dari kalangan usia 25 hingga 34 tahun.
Menurut Salvation Army, sekitar 35 persen orang memiliki hutang pada kartu kredit, pinjaman hari dari gaji atau membeli barang secara kredit. Perilaku utang itu meningkat hingga 48 persen dari kelompok usia 25 hingga 34 tahun atau berada di lingkaran kaum millenials.
Dikutip Mirror.co.uk, Lorraine Cook, kelapa layanan organisasi utang mengatakan, utang dapat terjadi pada siapa saja mulai dari karena kehilangan pekerjaan, sakit, berkabung, atau hal-hal lainnya.
"Bekerja tetapi tidak bisa mencukupi biaya hidup dan akhirnya berjuang untuk memenuhi biaya penting seperti pajak sewa atau pajak dewan," katanya.
Baca juga: Punya Freeport, RI Kaya Uranium bak Negeri Wakanda 'Black Panther'
Salvation Army mendorong orang untuk berbicara dan mencari nasihat untuk mengelola hutang mereka alih-alih beralih ke kredit lebih lanjut atau berjuang sendirian.
Salvation Army menemukan hampir sepertiga (30 persen) orang lebih khawatir tentang keuangan mereka, sementara 14 persen kurang tak khawatir.
Alasan utama orang terlilit hutang adalah berpenghasilan rendah, penyakit jangka panjang, komitmen yang berlebihan, dan penghasilan yang berkurang.
Baca juga: Brum, Brum... Gojek Resmi 'Ngegas' di Thailand dengan Nama GET
Surveinya menemukan bahwa 69 persen orang yang menganggarkan pengeluaran seperti belanja dan liburan kadang-kadang atau selalu mengalami penghilangan itu.
Laki-laki mengatakan bahwa jika mereka dalam masalah uang, mereka kemungkinan besar akan berpaling ke bank sebelum mencari nasihat profesional jika dalam hutang, sementara perempuan kemungkinan besar akan mendekati anggota keluarga.
Sekitar 43 persen pria akan pergi ke bank mereka, dibandingkan dengan 29 persen wanita, sementara 46 persen wanita akan beralih ke anggota keluarga, dibandingkan dengan 39 persen pria.
- Penulis :
- Nani Suherni