Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Tak Punya Lisensi, Jangan Coba-coba Terbangkan Drone di Australia

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Tak Punya Lisensi, Jangan Coba-coba Terbangkan Drone di Australia

Pantau.com - Badan Penerbangan Sipil Australia (CASA) mengharuskan siapa saja yang ingin menerbangkan drone untuk memiliki lisensi dan juga harus mendaftarkan kepemilikan yang akan mulai diberlakukan 1 Juli 2019.

Pengumuman tersebut dikeluarkan bersamaan dengan diluncurkannya bisnis pengiriman makanan lewat drone pertama di dunia yang dimulai di ibukota Australia Canberra.

Pendaftaran dan kewajiban memiliki lisensi dimaksudkan untuk memudahkan polisi memantau penyalahgunaan drone.

"Ini tentu akan mempermudah kami untuk menangani keluhan yang ada berkenaan dengan penggunaan drone yang tidak benar atau melanggar aturan keamanan." kata juru bicara CASA Peter Gibson, yang dilansir dari ABC News, Kamis (28/3/2019).

"Dengan itu, kami akan mengetahui siapa saja yang menerbangkan drone di satu kawasan, dan bentuk drone apa saja yang digunakan.'

Baca juga: Drone Pakistan Terdeteksi di New Delhi, India Tingkatkan Keamanan

Juga mereka yang menerbangkan drone melebihi berat 250 gram harus terlebih dahulu mengikuti kursus pendidikan online dan mendaftarkan drone mereka.

Data itu akan disimpan di database, sehingga nantinya pihak berwenang Australia bisa mengetahui ada berapa drone yang diterbangkan di Australia, siapa yang memilikinya dan dimana lokasinya.

"Untuk pertama kalinya kita akan memiliki gambaran lengkap mengenai sektor drone ini apakah mungkin sekitar 10 ribu atau bahkan mungkin 100 ribu, saat ini kita tidak tahu sama sekali." kata Gibson.

CASA mengatakan biaya pendaftaran tergantung pada jenis drone yang akan digunakan dan apakah drone itu untuk hobi atau bisnis.

Diperkirakan biaya pendaftaran untuk drone yang digunakan sebagai hobi adalah USD20 (sekitar Rp200 ribu) per tahun. Sementara untuk drone yang digunakan untuk bisnis, biaya pendaftaran per tahun berkisar antara AUD 100 sampai USD160 (sekitar Rp1 juta sampai Rp1,6 juta).

Drone pengiriman barang mulai beroperasi di Canberra


James Ryan Burgess adalah CEO Project Wing (Foto: ABC News/Jake Evans)

CASA juga sedang mengembangkan jaringan penuh real time yang bisa melacak pergerakan drone, seperti mereka melacak pergerakan pesawat udara.

Namun dengan operator seperti Google yang sedang bersiap meluncurkan bisnis menggunakan drone di Australia, maka CASA perlu segera siap karena akan adanya pergerakan drone yang ramai di udara Australia.

Perusahaan induk Google Alphabet tahun lalu sudah mulai melakukan uji coba menggunakan drone untuk mengirimkan makanan seperti burritos, minuman kopi dan obat-obatan ke berbagai kawasan pemukiman di pinggiran kota Canberra.

Baca juga: Myanmar Tangkap Seorang Warga Perancis Hanya karena Terbangkan Drone

Sekarang mereka sudah memiliki markas gudang permanend di kawasan Mitchell, dengan nama Project Wing, dimaan mereka berencana memulai operasi komersial pertama di dunia, bila CASA memberi persetujuan.

Sama seperti operator komersial lainnya, Google sudah memiliki lisensi untuk mengoperasikan drone. Namun dengan industri drone tumbuh pesat, CASA mengatakan perlu untuk membangun sebuah sistem guna mengatur semua drone termasuk mereka yang sekedar melampiaskan hobi.

"Jelas sekali sistem lalu lintas tanpa awak akan menjadi kunci bagi operasi drone yang aman dan efisien dan semua pemain yang terlibat di bidang ini membangun sistem mereka sendiri-sendiri." kata Gibson.

"Kami sedang bekerja ke arah itu. Ini bukan hal yang sederhana."

Penulis :
Widji Ananta