
Pantau.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern membenarkan kantornya adalah salah satu dari lebih dari 30 penerima manifesto yang ditulis oleh tertuduh pelaku penembakan di Christchurch. Manifesto itu dikirim sembilan menit sebelum serangan di masjid di Selandia Baru dilakukan pada Jum’at (15 Maret 2019).
Berbicara pada konferensi pers pada hari Minggu (17/3/2019) setelah serangan yang menewaskan 50 orang, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinta Ardern mengatakan jika kantornya bisa melakukan apa saja terkait informasi yang dikirim oleh tertuduh pelaku penembakan Brenton Tarrant.
Melansir ABC News, Senin (18/3/2019), dalam waktu dua menit setelah diterimanya, PM Jacinta Ardern mengatakan email, yang dia konfirmasi telah dibacanya, diteruskan oleh kantornya ke otoritas keamanan parlementer.
Baca juga: Saat Sapaan 'Hello Brother' Daud Nabi Dibalas Rentetan Peluru Tarrant
Perdana Menteri Arden mengatakan saran yang dia terima dari polisi menunjukkan bahwa waktu email itu diterima dan informasi yang terkandung di dalamnya tidak memberikan cukup waktu untuk melakukan tanggapan.
"Saya ingin memberikan jaminan bahwa (jika saja manifesto itu) memberikan rincian yang bisa ditindaklanjuti dengan segera, pasti kami akan segera melakukan tindak lanjut," katanya.
"Sayangnya, tidak ada detail seperti itu di email tersebut," tambahnya.
Dia mengatakan pada saat polisi mengetahui email tersebut, panggilan darurat sudah diterima dan seseorang ditahan 36 menit kemudian.
Baca juga: Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru Ditinggal Pengacaranya
Ketika ditanya mengapa kantornya tidak segera mengirim email itu langsung ke polisi, Ardern mengatakan ada kebijakan khusus yang memastikan bahwa email semacam itu harus selalu segera dikirim ke otoritas keamanan parlemen.
Email tersebut, yang dikirim ke alamat email umum untuk kantor PM Jacinta Ardern, juga dikirim ke kantor Pemimpin Oposisi, juru bicara parlemen, dan meja tur parlemen, bersama dengan sejumlah outlet media.
"Manifesto itu diteruskan kepada kami di siang hari. Jelas oleh beberapa penerima, tetapi tidak pada saat sebelum serangan berlangsung," kata Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush.
Respon polisi
Menanggapi komentar tentang waktu respons yang dilakukan polisi terhadap serangan itu, Komisaris Mike Bush mengatakan dirinya dapat memberi tahu anda bahwa dalam waktu enam menit polisi dipanggil, staf polisi sudah ada di tempat kejadian.
"Dalam 10 menit, anggota pasukan AOS (Armed Offenders Squad) kami sudah berada di lokasi. Dan dalam waktu 36 menit, kita sudah berhasil meringkus pelaku," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah itu adalah waktu respons yang normal, Komisaris Bush mengatakan respon yang dilakukan pihaknya telah memenuhi harapan.
"Saya pikir masyarakat harus yakin bahwa kita telah berlatih untuk (menghadapi situasi kritis) itu, dan kami berharap, kami tidak pernah harus merespon peristiwa seperti itu," katanya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi