
Pantau.com - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan tidak ada indikasi dalam pembicaraannya dengan Presiden Donald Trump bahwa Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.
Sanksi tersebut terkait dengan pembelian sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia oleh Ankara, yang memicu perdebatan selama berbulan-bulan antara AS dan Turki.
Amerika Serikat memperingatkan, pihaknya akan memberlakukan sanksi terhadap Turki jika negara tersebut melanjutkan perjanjian S-400, namun Ankara mengatakan tidak akan mundur dari perjanjian tersebut.
Pihaknya juga sejauh ini tidak menggubris peringatan AS, saat hubungan antar sekutu NATO tersebut meregang.
Baca juga: Resmi Beli Sistem Pertahanan Udara Rusia, S-400 Tiba di Turki Juli
"Terkiat sistem pertahanan rudal Rusia, akan dibahas dengan Trump dalam pertemuan G20 di Osaka," kata Presiden Erdogan sebelum bertolak ke Jepang.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ia mengharapkan sistem pertahanan rudal Rusia S-400 tiba di Turki pada Juli awal, sebuah langkah yang menyebabkan ketagangan dengan sekutu NATO Washington.
S-400 dilaporkan tidak kompatibel dengan sistem NATO dan telah memicu perselisihan antara Turki dan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir. S-400 diyakini sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling maju di dunia, yang mampu menembakan tiga jenis rudal dengan jarak pendek-sedang-panjang.
Sistem tersebut dapat mengatasi berbagai target, termasuk pesawat jammers, pesawat pengintai, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek.
Baca juga: Turki Nyatakan Siap Beli S-400 Rusia di Tengah Ancaman Rudal
- Penulis :
- Noor Pratiwi