Pantau Flash
HOME  ⁄  Bioskop

Film Dusun Mayit Angkat Teror Pendakian Gunung yang Berubah Menjadi Perjalanan Tanpa Jalan Pulang

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Film Dusun Mayit Angkat Teror Pendakian Gunung yang Berubah Menjadi Perjalanan Tanpa Jalan Pulang
Foto: (Sumber: (kiri-kanan) Rizal Mantovani sebagai Sutradara, Ersya Aurelia sebagai Nita, Amanda Manopo sebagai Ayu, Rocky Soraya sebagai Produser, Randy Martin sebagai Raka, dan Fahad Haydra sebagai Aryo dalam acara Press Conference dan Gala Premiere Dusun Mayit pada Selasa (23/12/2025). (ANTARA/Anindi Berliana))

Pantau - Film Dusun Mayit mengisahkan sebuah pendakian yang sejak awal diniatkan sebagai pelarian dari rutinitas, namun perlahan berubah menjadi perjalanan tanpa jalan pulang bagi empat sahabat yang mendaki Gunung Welirang.

Pendakian yang Berawal dari Pelarian

Cerita berfokus pada empat sahabat bernama Raka, Aryo, Nita, dan Yuni yang memutuskan mendaki Gunung Welirang sebagai bentuk liburan sederhana sekaligus ruang untuk bernapas dari persoalan pribadi masing-masing.

Keputusan mendaki gunung tersebut awalnya diharapkan memberi ketenangan, namun justru membawa mereka pada pengalaman yang jauh dari kata menenangkan.

Raka yang diperankan oleh Randy Martin tampil sebagai penggagas perjalanan dengan sikap optimistis dan keyakinan bahwa alam selalu menawarkan kedamaian.

Keyakinan Raka menjadi pendorong utama perjalanan sekaligus awal konflik karena ia kerap mengabaikan tanda-tanda bahaya yang muncul di sepanjang jalur pendakian.

Pendakian Gunung Welirang menjadi pengalaman pertama bagi Nita dan Yuni yang diperankan oleh Ersya Aurelia dan Amanda Manopo.

Nita dan Yuni memulai perjalanan dengan antusiasme tinggi, menikmati langkah awal pendakian dan berharap dapat menyaksikan keindahan alam secara langsung.

Pada tahap awal pendakian, suasana masih terasa ringan dengan persahabatan yang hangat, rasa lelah yang tertutupi rasa penasaran, serta optimisme yang seolah melindungi mereka dari kemungkinan buruk.

Dusun Misterius dan Teror yang Mengintai

Situasi berubah ketika mereka tersesat di sebuah padang rumput luas yang dikelilingi ilalang.

Di tengah kebingungan, mereka menemukan sebuah pasar yang tampak ramai dan hidup.

Tanpa rasa curiga, keempat sahabat tersebut memutuskan beristirahat di pasar tersebut.

Keputusan sederhana itu menjadi titik balik cerita karena tanpa disadari mereka telah melewati batas wilayah yang tidak tercantum di peta mana pun.

Gunung yang mereka daki digambarkan seolah membuka pintu menuju dimensi lain berupa dusun misterius yang penuh kejanggalan.

Dusun tersebut dipenuhi sosok-sosok asing, teror gaib, dan suasana yang tidak wajar.

Dusun itu bukan sekadar sunyi, tetapi menyimpan ancaman dari makhluk yang tidak sepenuhnya manusia.

Dari situ muncul pertanyaan utama film mengenai apakah mereka masih memiliki jalan untuk kembali ke dunia nyata.

Dinamika Karakter di Tengah Ketakutan

Keempat pemeran utama membangun dinamika pertemanan yang terasa meyakinkan sepanjang cerita.

Yuni digambarkan sebagai sosok rasional di awal cerita, namun berubah menjadi karakter paling rapuh secara emosional ketika teror semakin mendekat dan logika tak lagi memadai.

Nita digambarkan sebagai sosok penuh percaya diri dan cenderung arogan di awal, namun keangkuhan tersebut perlahan runtuh seiring situasi berubah menjadi mimpi buruk.

Aryo yang diperankan oleh Fahad Haydra tampil sebagai karakter paling realistis dan menjadi penyeimbang di tengah kepanikan.

Aryo juga menjadi saksi bagaimana rasa takut perlahan menggerogoti persahabatan mereka.

Raka tetap berusaha mempertahankan sikap optimistis hingga akhir, namun kecerobohannya dalam membaca situasi justru membawa kelompok semakin jauh dari keselamatan.

Film ini menegaskan pesan bahwa niat baik tidak selalu berujung pada hasil yang baik.

Penulis :
Aditya Yohan