Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Saat Menko Darmin Klarifikasi Mendadak Setelah Sebut Ekonomi RI 'Bocor'

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Saat Menko Darmin Klarifikasi Mendadak Setelah Sebut Ekonomi RI 'Bocor'

Pantau.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan terkait kondisi ekonomi 'bocor'. Ia mengatakan, definisi bocor ini adalah terkait istilah ekonomi.

"Saya kemarin menjelaskan kalau kita mengekspor itu akan menjadi semacam tambahan tenaga untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi signifikan. Tapi, kalau devisanya engga masuk, ya engga jadi dia menambah tenaga. Jadi dalam bahasa teknis ekonomi itu bocor," ujarnya saat ditemui di kantornya di Jl. Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Jumat (3/8/2018).

"Suntikannya engga jadi. Istilah bocor saya sebutkan sebenarnya istilah teknis ekonomi," imbuhnya.

Baca juga: Siap Bersaing, Mobil Esemka Dipasarkan Lebih Murah

Ia menambahkan, istilah tersebut sama seperti impor, lawannya ekspor. Ia mencontohkan, kegiatan ekspor menambah tenaga pertumbuhan. Jika mengimpor maka mengurangi.

"Jadi semacam ada yang bocor, begitu juga kalau devisa tidak masuk," katanya.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga mengatakan, dari angka-angka yang ada, itu devisa yang masuk setiap tahun itu dari ekspor kira-kira 80-81 persen. Dalam arti 19-20 persen tidak masuk.

"Ya disitu bocornya. Tapi bocor bukan dalam pengertian dikorupsi, engga," ungkapnya.

Selain itu, Darmin juga menyinggung masuk 80-81 persen, tapi tidak semua ditukar dalam mata uang rupiah.  Dari devisa masuk 80-81 persen ini yang ditukarkan ke rupiah kata dia, hanya 15 persen.

"Sisanya apa? Dibikin tabungan valas, deposito, giro, nah itu juga akan mengurangi dampak dorongannya ke pertumbuhan," ungkapnya.

Baca juga: Menko Darmin Sebut Rendahnya Devisa Jadi Penyebab Rupiah Mudah Terguncang

Darmin menambahkan, kalaupun langsung ditukar, itu belum tentu dampaknya akan muncul di dalam pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, jika dua tahun baru dia tukar, dampaknya baru akan terasa dua tahun mendatang.

"Apa saja rumusnya, sederhana. Kalau masyarakat dan pemerintah lakukan konsumsi, ini merupkana tenaga untuk melahirkan pertumbuhan. Kalau investasi tenaga melahirkan. Kalau ekspor juga tenaga untuk menambah pertumbuhan. Kalau devisa engga masuk, engga jadi tenaga melahirkan pertumbuhan. Dalam teknis ekonomi, (namanya) bocor," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni