Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Buat Kalian, Jangan Segan Tiru Gaya Bisnis Si Pelit Mr Krabs

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Buat Kalian, Jangan Segan Tiru Gaya Bisnis Si Pelit Mr Krabs

Pantau.com - Betapa banyak tokoh dalam kehidupan nyata menginspirasi di dunia bisnis. Tetapi disadari atau tidak banyak tokoh kartun yang juga patut kita tiru dalam menjalan bisnis mereka.

Salah satunya adalah bisnis makanan cepat saji Krusty Krab, milik Mr Krabs penghuni Bikini Bottom.

1. Inovatif


Di balik karakternya yang pelit, Mr. Krab juga memiliki kemampuan marketing yang baik. Salah satunya bisa membaca kejenuhan konsumen atas produk burger kraby petty. Sampai akhirnya Spongbob tak sengaja membuat produk baru dengan bentuk hot dog.

Melihat bentuk dan rasanya layak dijual Mr Krab tak memarahi Spongbob, ia justru meminta agar produk itu bisa berkembang.

Tak hanya itu dalam beberapa episode, Mr Krabs juga meminta Squidward Tentacles untuk membuat sebuah patung yang bisa digunakan wahana maina anak-anak. Tujuannya adalah agar Krasty Krabs tetap ramai dikunjungi pelanggan.

Baca juga: Stop Ribut! Kita Bantu Rupiah Menguat dengan 5 Cara Ini Yuk

2. Fokus kepada laba


Karena yang ada di otaknya hanya uang, Mr Krabs selalu berfikir apa yang ia buat harus menghasilkan untung. Kalian masih ingat bagaimana Mr Krabs meminta Squidward Tentacles untuk membuat sebuah pertunjukkan tetapi berujung gagal total.

Karena kemarahan pengunjung yang banyak melempar tomat, Mr Krabs saat itu juga langsung menghargai tomat itu $1. 

Baca juga: Pajak Kosmetik Impor Naik? Produk Lokal Ini Tak Kalah Ciamik Girls...

3. Hemat


Sebenarnya langkah yang satu ini tidak boleh dilakukan oleh pengusaha makanan cepat saji. Dimana rupanya Mr Krabs meminta Spongbob justu menggunakan minyak sisa gorengan untuk dijual kembali. Memang saat itu banyak pengunjung yang tertarik dengan menu baru Krasty Krabs, tetapi akibatkan banyak konsumen yang keracunan. 

Sikap Mr Krabs yang satu ini sebenarnya mengajakan agar kita tetap melakukan penghematan bahan baku sehingga tak ada yang terbuang sia-sia dan menjadi limbah.

Penulis :
Nani Suherni