Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bikin Iri Pegawai Kantoran, Ini Omzet PKL di Jakarta

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Bikin Iri Pegawai Kantoran, Ini Omzet PKL di Jakarta

Pantau.com - Rezeki sudah ada yang mengatur, ungkapan ini ternyata ampuh menjadi senjata para pedagang kaki lima yang berjualan di ibukota. Menjadi pedagang kaki lima di kota Jakarta ternyata banyak menghadapi beragam peluang juga tantangan. 

Namun tentunya usaha tidak akan mengkhianati hasil. Para pedagang bisa meraup untung hingga ratusan ribu perhari. Salah satunya pedagang bubur, Hadi (41) yang berjualan di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.

Dalam satu hari ia dapat menjual minimal 80 hingga 130 porsi dengan harga Rp12.000 per porsi. Berarti dalam satu hari ia bisa mendapatkan Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta rupiah.

"Rata-rata 100 porsilah sehari, kalau sepi bisa lah dapat 80, tapi biasanya 130an dapat," ujarnya saat ditemui di lokasi berjualannya, Selasa (11/9/2018).

Baca juga: Ini Kuota CPNS di Beberapa Daerah, Baca Teliti! Jangan Kelewatan

Pedagang kaki lima lainnya, Udin (29) berjualan Baso Tahu dan Batagor Bandung di sekitar Masjid Istiqlal. Ia mengaku mendapatkan penghasilan rata-rata Rp600 ribu-Rp650 ribu perhari. Namun karena tidak memproduksi sendiri, ia berjualan dengan sistem setoran  rata-rata Rp300 ribu hingga Rp350 ribu. 

"Bisa 50 porsi rata-rata perhari, ya dapatlah Rp600 ribu-Rp650 ribu," ungkapnya.

Kendati demikian ia juga seringkali tak bisa berjualan karena diusir oleh pihak keamanan. 

"Ya kadang kalau diusir ya pindah gak apa-apa sih cuma kan cape juga jadi harus pindah-pindah, yang beli jadi susah," ungkapnya. 

Baca juga: Perkenalkan 'Starling', Pedagang Kopi yang Raup Untung Jutaan Rupiah

Harga  perporsinya Rp10.000 hingga Rp12.000. Ia mengaku sudah berjualan di lokasi tersebut sejak 4 tahun lalu. Ia berjualan mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB. 

Pedagang kaki lima lainnya, Ahmad (45) menjual mie ayam di jalan pintu air, Jakarta Pusat. Lokasinya menjadi tempat lalu lalang namun tidak begitu ramai. Dalam satu hari ia mengaku dapat menjual rata-rata 15 hingga 20 porsi. Namun ia menjual sendiri sehingga tidak ada sistem setoran. 

"Kalau rame rata-rata 15 porsi lah bisa 20 porsi," ungkapnya. 

Bila sedang ramai aksi masa atau demonstrasi ia bisa menjual hingga 100 porsi perhari. 

"Kalau pas demo Pak Ahok, itu saya bisa pesan bahan berkali-kali, siang sudah habis telpon lagi nanti bahannya diantar, tapi pas 212 kan itu lebih penuh jadi gak bisa berkali-kali cuma saya memang sudah stok, waktu ada reuni juga," ungkapnya.

Meski banyak yang berjualan yang serupa namun ia mengaku tak khawatir karena sama-sama sedang bekerja.

"Ya rezeki sudah ada yang atur udah ada bagiannya masing-masing," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni