Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Tak Melebar ke Negara Sekitar, Dampak Konflik Timur Tengah Terbatas ke IHSG

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Tak Melebar ke Negara Sekitar, Dampak Konflik Timur Tengah Terbatas ke IHSG
Foto: Layar digital pergerakan harga saham di BEI. (Antara/Hafidz Mubarak A)

Pantau - Konflik antara Israel dengan Hamas di Timur Tengah ditengarai berdampak relatif terbatas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di dalam negeri. Hal itu diungkapkan Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina.

“Pengaruh konflik Israel dengan Hammas ke IHSG relatif terbatas, selama tidak menyebar ke negara- negara sekitar, terutama negara produsen minyak,” ujar Martha dalam acara Media Day di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Namun demikian, menurutnya, para pelaku pasar tetap perlu mewaspadai apabila nantinya konflik meluas, yang dapat menyebabkan harga minyak mentah dunia (WTI) melonjak mencapai 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.

“Tentu saja ada ancaman dari kenaikan harga minyak, itu yang bisa meningkatkan inflasi. Kalau saat ini, proyeksinya belum ada perkiraan bahwa akan ada ke level sana (100 dolar AS per barel),” ujar Martha.

Ia melanjutkan, saat ini hampir semua negara di dunia sedang berperang dengan inflasi, yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga energi.

“Kalau misalnya harga minyak semakin tinggi, akan lebih banyak negara yang suffer. Jadi, sedini mungkin dicoba untuk diredam,” ujar Martha.

Martha mengatakan, saat ini, perhatian pelaku pasar masih pada konflik antara Israel dan Hammas, harga minyak bumi dan komoditas lain, serta angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.

“Kami meyakini kondisi pasar akan semakin normal di akhir tahun menjelang aksi window dressing,” ujar Martha.

Secara historis, pihaknya mencatat IHSG hampir selalu menguat pada kuartal IV setiap tahunnya, terutama terkait dengan momentum aktivitas window dressing yaitu kegiatan di mana investor institusi di pasar modal mempercantik portofolionya agar laporan keuangan tahunannya terlihat lebih baik

“Sepanjang Oktober dan Desember dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencetak rata- rata return 2,1 persen dan 2,6 persen,” ujar Martha.

Ia menjelaskan, aksi window dressing umumnya dilakukan dengan membeli efek-efek di pasar modal secara lebih agresif, sehingga membuat pasar saham bergerak positif.

Penulis :
Ahmad Munjin