Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Tak Mengelak, Faisal Basri Akui Peran Asing di Ekonomi Indonesia Meningkat

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Tak Mengelak, Faisal Basri Akui Peran Asing di Ekonomi Indonesia Meningkat

Pantau.com - Memasuki tahun politik, isu perekonomian selalu menarik untuk dibahas oleh kedua belah kubu, salah satunya soal penguasaan asing di Indonesia.

Bermodal sejumlah data, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri beranggapan perekonomian Indonesia tidak dikuasai oleh negara asing. 

"Dari 1990-2016, Indonesia peranan asingnya dalam pembentukan modal tetap bruto rata-rata enggak pernah lebih dari 6 persen. Jadi dari 2005-2016 berkisar 5,6 sampai 5,7 persen saja. Kecil sekali," kata Faisal dalam diskusi di media center Koalisi Indonesia Kerja, jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).

Namun, Faisal membenarkan jika setiap tahunnya, peran asing terus meningkat. Tetapi jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara, keterlibatan negara asing di Indonesia masih lebih kecil dibandingkan Malaysia, Vietnam, juga Filipina.

"Indonesia memang naik dari 7,1 persen 2000-2004 rata-ratanya, kemudian naik 16, naik lagi 24,1. Betul peran asing makin meningkat tapi masih berada di bawah rata-rata east southeast Asia, 66 persen. Vietnam yang komunis itu peranan asingnya 23,2 persen. Jadi seperempat dari peningkatan modal perekonomian itu asing perannya," kata Faisal. 

"Filipina juga selalu lebih tinggi dari Indonesia, sampai 2017, lebih tinggi dari Indonesia. Malaysia juga, tapi kecenderungan turun. Tapi paling rendah ya Indonesia," tambahnya. 

Baca juga: Kontraktor Bantu Evakuasi, KemenPUPR: Itu Tidak Gratis, Pasti Dibayar!

Bahkan menurut Faisal, Indonesia justru terlihat kurang aktraktif di mata asing. Sehingga saham yang masuk ke Indonesia relatif kecil. Faisal menjelaskan kebanyakan sektor dari berbagai bidang seperti migas, pertambangan, sawit dan lainnya mayoritas dikuasai oleh BUMN juga pihak swasta dalam negeri. 

"Katanya 60 persen ladang sawit ini punya Malaysia? PTPN (PT Perkebunan Nusantara) kan punya Indonesia, Astra, Sinar Mas punya, Salim punya, segala macem digabung, Malaysia ke depak. Itu baru yang kecil aja. Telekomunikasi memang makin banyak asing tapi pelaku terbesarnya adalah PT Telkom. Bank no 1 sampai 5 seluruhnya Indonesia. Justru kita kurang sentuhan asing," pungkasnya. 


Penulis :
Nani Suherni