HOME  ⁄  Ekonomi

20 Saham Ini Janjikan Cuan ‘Window Dressing’ 2023

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

20 Saham Ini Janjikan Cuan ‘Window Dressing’ 2023
Foto: Layar digital pergerakan harga saham di BEI. (Antara/Muhammad Adimaja)

Pantau – Secara historis, fenomena window dressing di dunia nyaris selalu terjadi pada akhir setiap kuartal di sepanjang tahun. Akan tetapi, di Indonesia window dressing terkuat selalu terjadi pada akhir kuartal IV alias akhir tahun. Sebanyak 20 saham ditengarai bakal suguhkan cuan di penghujung 2023.

Sebagai informasi, window dressing merupakan fenomena mempercantik kinerja portofolio yang biasa dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) dengan tujuan untuk memikat para investor.

"Salah satu efek yang terjadi dari adanya fenomena ini ialah terjadinya peningkatan harga saham yang cukup signifikan pada bulan Desember," tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Fenomena window dressing ini biasanya dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan keuntungan. Bagi perusahaan, window dressing memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan (market cap) akibat dari para investor yang membeli saham mereka saat fenomena window dressing terjadi. 

Sementara itu bagi Manajer Investasi (MI), dengan berhasil mencatatkan kinerja portofolio yang tumbuh positif maka ini bisa menjadi benchmark yang cukup menarik untuk kinerja tahun berikutnya dan bagi investor maka akan mendapatkan capital gain yang cukup tinggi.

Hal-Hal Menarik Terkait Window Dressing

Adapun hal-hal menarik terkait potensi window dressing pada 2023 layak diperhatikan, yakni suku bunga tinggi (higher for longer), fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, yield US treasury 10 years dan pemilu 2024.

Dimas menjelaskan terjadinya inflasi yang cukup tinggi akibat dari pandemi COVID-19 mengakibatkan hampir seluruh pemerintah menaikkan tingkat suku bunganya seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sehingga turut memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan IHSG. 

Selanjutnya terkait fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, beberapa saham yang baru IPO dipegang oleh pihak-pihak konglomerat seperti saham dengan kode CUAN, BREN, AMMN. 

Fenomena itu turut memberikan dampak kenaikan cukup positif dan besar terhadap pergerakan IHSG serta menduduki jajaran TOP 10 Gainers saham IPO 2023.

Sementara itu, untuk konteks yield US treasury 10 years, jelasnya, tingkat imbal hasil treasury 10 years tercatat mengalami kenaikan tertinggi pada Oktober 2023 sebesar 4,98 persen (tertinggi dalam 16 tahun) yang juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG. 

Terkait iklim politik jelang pemilu 2024, berdasarkan historicalnya, pergerakan IHSG pada Desember jelang tahun pemilu tercatat meningkat dengan rata-rata 6 persen dan probabilitas meningkat sebesar 50 persen.

20 Saham Layak Dicermati Pelaku Pasar Saham

Pada momentum window dressing 2023, Dimas menyarankan trader dan investor untuk mencermati potensi saham-saham di Indeks LQ45 khususnya saham Top 20 LQ 45.

Ke-20 saham tersebut berdasarkan penutupan pasar 8 Desember 2023 adalah:

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (YTD 138,82 persen)

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) (YTD 89,02 persen)

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) (YTD 39,11 persen)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) (YTD 28,08 persen)

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (YTD 15,87 persen)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) (YTD 11,65 persen)

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (YTD 8,96 persen)

PT Indofood CBP Tbk (ICBP) (YTD 8,77 persen)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) (YTD 4.40 persen)

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) (YTD 3.73 persen)

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) (YTD 3,43 persen)

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) (YTD 3,38 persen)

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) (YTD 1,75 persen)

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) (YTD 0,36 persen)

PT Astra International Tbk (ASII) (YTD -2,19 persen)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) (YTD -5,56 persen)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (YTD -5,95 persen)

PT XL Axiata Tbk (EXCL) (YTD -6,10 persen)

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) (YTD -7,58 persen) dan

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) (YTD -8,11 persen).

“Jika investor melakukan pembelian saham BBRI pada awal bulan Desember ini (window dressing) dengan rata-rata kenaikan harga sebesar 1,32 persen dalam 3 tahun terakhir maka dengan ilustrasi investor melakukan pembelian saham tersebut sebesar Rp100 juta maka akan mendapatkan capital gain sebesar Rp1.320.000 di akhir bulan ini,” terang Dimas.

Indeks Saham dan Window Dressing secara Historis

Secara historical selama 20 tahun terakhir, Indeks LQ45 tercatat mengalami kenaikan saat window dressing dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,72 persen dan probabilitas kenaikan sebesar 95 persen. 

Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2008 yang tercatat naik 11,90 persen, sementara pada tahun 2022 indeks ini mengalami penurunan sebesar 7,05 persen disebabkan pandemi COVID-19.

"Berdasarkan data yang ada, IDXINFRA dan IDXBASIC ialah dua sektor outperform secara YTD 2023. Kenaikan tertinggi pada IDXINFRA ditopang oleh saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Nusantara Infrastucture Tbk (META)," tegasnya.

Di lain sisi, ia menambahkan berdasarkan data yang ada, IDXENERGY dan IDXHEALTH ialah dua sektor underperform secara YTD 2023. 

Sektor IDXENERGY masih ditopang oleh saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Sumber Global Energy Tbk (SGER), sementara dari sektor IDXHEALTH ditopang oleh saham PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC).

Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin