
Pantau - Anggota Komisi IV DPR RI, Hermanto mengungkapkan, upaya Perum Bulog melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menurunkan harga masih belum terlalu berdampak signifikan.
Menurut Hermanto, data harga yang diperoleh dari Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan perbedaan. Bulog mencatat adanya tren penurunan harga, sementara Bapanas menunjukkan kecenderungan kenaikan harga.
"Perlu adanya pengaturan yang lebih baik dalam tata niaga agar informasi kenaikan harga yang beredar tidak memberikan dampak psikologis yang buruk kepada masyarakat," ujar Hermanto saat kunjungan Komisi IV DPR ke Gudang Bulog Tambak Aji di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hermanto menambahkan bahwa penurunan harga beras masih belum signifikan karena kebutuhan masyarakat yang besar. Selain itu, ada pula beras komersil dari pelaku pasar yang memengaruhi daya beli masyarakat.
"Kenaikan harga beras seharusnya memberikan dampak positif bagi para petani, namun kebanyakan malah dinikmati oleh para pelaku pasar. Ini harus diatur dengan baik agar petani juga mendapat bagian yang adil," tambah Hermanto.
Menurutnya, ada ketidakselarasan antara perkembangan politik dengan kebutuhan masyarakat. Situasi seperti ini, seharusnya dapat dihindari agar masyarakat tidak terpengaruh secara psikologis oleh kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil.
"Kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat, sementara harga kebutuhan pokok naik. Ini membuat masyarakat semakin kecewa terhadap situasi ekonomi," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas