
Pantau - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, lengsernya Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, karena tidak lagi sejalan dengan kekuasaan.
Seperti diketahui, Arsjad digantikan oleh Anindya Bakrie melalui proses Munaslub, pada Sabtu (14/9/2024) lalu.
Arsjad yang menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024, membuatnya berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Memang belakangan ini persoalan Kadin dikaitkan dengan politik, terutama soal siapa yang punya akses politik terhadap kekuasaan saat ini. Mereka yang dekat dengan kekuasaan kemungkinan akan lebih kuat," kata Adi, Senin (16/9/2024).
Adi juga menyebut, posisi politik Arsjad dalam Pilpres 2024 membuatnya rentan terhadap perubahan kepemimpinan di Kadin. Apalagi, Anindya Bakrie dianggap lebih dekat dengan kekuasaan dan pemenang Pilpres 2024.
“Organisasi ekonomi yang kuat sekalipun tetap terpengaruh oleh urusan politik dan kekuasaan. Unsur-unsur politik sangat kentara dalam kasus ini,” lanjut Adi.
Meski demikian, Adi menegaskan, Arsjad tidak dipecat dari Kadin, melainkan kehilangan legitimasi setelah mayoritas Kadin daerah sepakat mendukung Anindya sebagai ketua baru.
"Arsjad tidak dipecat, tetapi Kadin telah menunjuk ketua yang baru," tambahnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas