
Pantau - Dengan tiga kali musim panen per tahun, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat menggulirkan pendapatan ekonomi petani Rp6 miliar.
Sebagian besar masyarakat di wilayah itu berprofesi petani padi dengan luas tanam 80 hektare dan produksi pangan rata-rata lima ton gabah per hektare.
Dari luas tanam 80 hektare dan produksi lima ton itu maka total 400 ton gabah dan jika dikonversikan menjadi beras sebanyak 200 ton.
Hal itu diungkapkan Ketua Gapoktan Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak, Ruhiana di Lebak, Senin (7/10/2024).
Sedangkan, harga beras di tingkat petani Rp10 ribu per kilogram, sehingga mendapatkan penghasilan pendapatan ekonomi bagi petani Rp2 miliar per musim panen.
Baca juga: Derita 70 Petani Lebak Menganggur Lantaran Kemarau Panjang
"Jika dikalkulasikan tiga kali musim panen maka bisa menggulirkan perputaran uang Rp6 miliar per tahun," kata Ruhiana.
Menurut dia, kehidupan petani dan masyarakat di wilayah itu cukup sejahtera, karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Sebab, setiap menggarap sawah seluas satu hektare memperkerjakan 20 orang mulai persemaian benih, olah tanah menggunakan traktor, tandur (tanam padi), membersihkan gulma, memupuk dan panen.
Mereka para pekerja di sawah itu mendapatkan upah harian dari petani pemilik lahan Rp70 ribu per orang.
"Saya kira luar biasa penyerapan lapangan pekerjaan dari 80 hektare itu dengan rata-rata 20 orang per hektare maka total 1.600 orang," katanya.
Baca juga: Petani Lebak Jadikan Ternak Kerbau sebagai Andalan Ekonomi
Sementara Arman (45) seorang petani mengaku dirinya kini mulai melakukan gerakan percepatan tanam menyusul tibanya musim penghujan.
Pihaknya melakukan tanam seluas satu hektare dan memperkerjakan 20 orang dengan upah Rp70 ribu.
"Kami panen September 2024 menghasilkan pendapatan Rp25 juta dan dipotong biaya produksi dan upah Rp15 juta, sehingga meraup keuntungan bersih Rp10 juta per musim panen," kata Arman.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, pihaknya berharap petani yang sudah panen agar kembali melaksanakan gerakan percepatan tanam guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan ekonomi petani.
"Kami menargetkan angka tanam Oktober 2024 seluas 10 ribu hektare," imbuh Deni.
- Penulis :
- Ahmad Munjin