
Pantau.com - Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyarankan agar Perum Bulog menurunkan stok beras simpanannya terkait pengendalian harga beras.
"Sekarang harusnya sudah menggelontorkan. Apalagi saat ini Bulog kan sudah bebas melakukan operasi pasar di sepanjang tahun," ucap Anton, Senin (12/11/2018).
Hal tersebut menurutnya, terkait harga beras medium yang pelan-pelan mulai beranjak naik. Ia berpendapat kenaikan ini seiring dengan mulai menipisnya produksi di akhir tahun.
Baca juga: Wuih... Deretan Negara Ini Sudah Terkenal dengan Wisata Kesehatannya
Anton menilai besaran beras simpanan, stok mencapai hingga 2,4 juta ton sudah dapat diturunkan untuk menjaga harga hingga akhir tahun.
Apalagi menurutnya, dengan lansiran data beras terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan surplus 2,85 juta ton, stok di pasaran bisa sangat pas-pasan hingga akhir tahun. Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya harga gabah di tingkat petani.
"Ada potensi kekurangan beras di akhir tahun. Kan tiap tahun selalu begitu, akhir tahun sampai Februari biasa ada kekurangan. Nggak ada surplus," katanya.
Disebutkan Anton, stok di pasaran bisa berpotensi kurang karena catatan surplus yang dirilis BPS lebih banyak tersimpan di rumah tangga. Potensi kekurangan beras di akhir tahun yang terindikasi dari harga terlihat juga dari data BPS yang menyebutkan adanya penyusutan luas lahan untuk pertanian padi.
"Lahan menyusut, sementara tiap tahun ada pertumbuhan masyarakat sekitar 1,4 persen. Konsumsi pasti nambah. Jadi kekurangan ini sesuatu yang jelas," jelasnya.
Baca juga: Mau Tahu Biaya 'Cuci Otak' ala Dokter Terawan? Cekidot!
Dalam data beras terbaru yang dirilis BPS beberapa minggu lalu, diproyeksikan akan terjadi defisit beras hingga 2,53 juta ton dalam kisaran Oktober Desember 2018.
Ini karena produksi padi dalam tiga bulan tersebut hanya 6,89 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 3,94 juta ton beras. Sementara itu, konsumsi masyarakat di periode yang sama diprediksi mencapai 7,45 juta ton.
Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi, mengakui pihaknya butuh gelontoran beras dari Bulog. Ini dikarenakan harga beras medium di Pasar Cipinang yang saat ini sudah berkisar Rp9.100 per kilogram. Padahal normalnya, harga beras medium di pasar tersebut sekitar Rp8.700 per kilogram.
- Penulis :
- Nani Suherni