
Pantau - Emas dan Bitcoin dinilai menjadi instrumen diversifikasi portofolio investasi yang potensial sebagai lindung nilai saat aksi jual melanda pasar saham. Karena itu, opsi diversifikasi tradisional, seperti obligasi menjadi kurang efektif dan ketinggalan zaman alias kuno.
Pandangan itu datang dari perusahaan investasi multinasional yang bergerak di bidang manajemen aset dan teknologi investasi, BlackRock Investment Institute (BII).
Dalam risalah ‘2025 Global Outlook’ yang ekstensif, BII menyoroti penggerak harga Bitcoin yang unik, termasuk pasokannya yang tetap. Pada saat yang sama, untuk diadopsi oleh banyak orang sebagai sistem pembayaran, aset kripto ini lebih luas.
"Peran Bitcoin sebagai alat lindung nilai dan sistem pembayaran menjadikannya cocok untuk diversifikasi potensial," kata Samara Cohen, Chief Investment Officer (CIO) ETF dan Investasi Indeks di BlackRock dikutip dari Investing.com, Kamis (19/12/2024).
Baca juga: Bitcoin Tembus 107 Ribu Dolar AS, Investor Jangan Tenggelam dalam Euforia!
Lebih jauh ia menjelaskan, korelasi historis antara aset kripto dengan ekuitas yang terbatas, semakin mendukung potensi diversifikasinya.
"Korelasi Bitcoin dengan ekuitas global tetap terbatas, bahkan dengan lonjakan sesekali. Mengingat penggerak nilai yang unik, kami tidak melihat alasan intrinsik mengapa bitcoin harus dikorelasikan dengan aset berisiko utama dalam jangka panjang," tulis laporan BlackRock.
Namun, para investor diwanti-wanti untuk memperhatikan profil risiko imbal hasil yang dapat berubah secara signifikan jika aset ini mencapai adopsi arus utama. BlackRock pun, menyelaraskan utilitas Bitcoin yang lebih dekat dengan emas.
Logam mulia itu saat ini terus memainkan peran penting dalam portofolio, terutama karena bank sentral meningkatkan cadangan mereka dalam logam di tengah tekanan inflasi.
Baca juga: Per Oktober 2024, Transaksi Kripto Naik 352,9 Persen Jadi Rp475,13 Triliun
BlackRock menunjukkan, kinerja emas sebagai lindung nilai inflasi telah mendapatkan daya tarik, terutama karena mata uang cadangan tradisional menghadapi tantangan.
"Emas telah melonjak karena investor berusaha untuk memperkuat portofolio terhadap inflasi yang lebih tinggi, dan beberapa bank sentral mencari alternatif untuk mata uang cadangan utama," kata laporan itu.
"Kami pikir penting untuk memantau bagaimana kinerja alternatif ini berubah relatif terhadap kelas aset tradisional dan gesit dalam menggunakannya."
BII kemudian menunjukkan adanya pergeseran struktural, yakni sebuah siklus bisnis yang tidak umum dan mendorong tingginya dinamika pasar. Ini buntut dari pertumbuhan ekonomi AS dan penurunan inflasi yang berbeda dengan ekspektasi konvensional.
Pasar tetap bergejolak karena salah menafsirkan perubahan ini.
Baca juga: Inilah Rahasia di Balik Harga Bitcoin Tembus 100 Ribu Dolar AS
Untuk 2025, BlackRock memperkirakan inflasi AS akan tetap di atas target. Itu dipicu oleh ketegangan geopolitik, investasi AI, dan tenaga kerja yang menua. Sementara pemangkasan suku bunga Fed yang cenderung moderat dan kenaikan imbal hasil obligasi membuktikan perlunya portofolio yang dinamis dan terdiversifikasi di emas dan Bitcoin.
- Penulis :
- Ahmad Munjin