
Pantau.com - Perekonomian Indonesia sedang mengalami tekanan, pasalnya perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) membuat aliran modal kembali ke AS.
"Kita ada ditengah (kondisi) dunia yang volatile karena AS membaik, duit kembali semua ke AS, duit yang masuk ke dunia emerging market menurun/menipis," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Suahasil Nazara dalam pemaparan di acara Berlangsung Challenge 2019, Raffles Jakarta, Senin (26/11/2018).
Lebih lanjut kata dia kondisi ini membuat pemerintah harus menekan defisit transaksi berjalan, pasalnya aliran modal masuk (capital inflow) jumlahnya cukup jauh dibandingkan tahun sebelumnya, ujungnya kondisi ini akan berdampak saat nilai tukar rupiah mengalami guncangan.
"Tahun ini transaksi capital inflow hingga quartal III hanya USD 11,1 miliar, defisit (CAD kumulatif) udah USD 22 miliar, inflow cuma USD 11 miliar kenapa? (Karena) capitalnya lagi pengen balik ke AS karena suku bunga AS naik uang pada balik ke AS, kalau sepeti ini maka pasti cadev kita terpakai sebagian untuk mempertahankan rupiah," katanya.
Baca juga: Ditanya Soal Pernyataan Prabowo Soal Kredit, Pejabat BI ogah menanggapi
Kondisi ini dinilai cukup jauh dari tahun sebelumnya dimana defisit transaksi berjalan secara kumulatif tahun 2017 sebesar USD 17,3 miliar sementara tahun 2016 sebesar USD 17 miliar.
Defisit transaksi berjalan tahun 2016 dan 2017 tersebut masih bisa ditutup oleh capital inflow yang masing-masing mencapai USD 29 miliar. Sementara tahun ini capital inflow hingga kuartal III baru mencapai USD 11 miliar dan defisit transaksi berjalan hingga kuartal III 2018 justru meningkat hingga USD 22 miliar.
"Kalau sepeti ini, maka pasti cadangan devisa kita terpakai sebagian untuk mempertahankan rupiah, tetapi kita mesti manage kita harus jaga impor saat bersamaan kita mengundang harus modal dari luar negeri ini kombinasi ini jadi bauran kebijakan kita," katanya.
Untuk mengantisipasi hal ini beberapa kebijakan sudah mulai diterapkan, di sisi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga supaya tidak berbeda dengan negara lain, dari sisi fiskal mendesain berbagai kebijakan yang prudren, dari sisi pajak melakukan skema pajak seperti tax holiday dan lain-lain.
Baca juga: Kemenkeu Ibaratkan Ekonomi Indonesia Bak Perahu dalam Arus Sungai
Sementara di sektor Riil dilakukan penerapan B20. Agar impor solar dapat berkurang dari 100 persen menjadi 80 persen dan 20 persen berasal dari sawit dalam negeri.
"Hal-hal seperti ini kita lakukan, tapi untuk implementasi untuk kelihatan impact perlu waktu. Jadi kalau awal tahun defisit transaksi berjalan meningkat, sekarang 3,3 defisit transaksi berjalan, kuartal IV kita yakini mulai melandai, ini kita jaga terus sambil kita jaga APBN," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni