billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Cerita Menteri Pertanian dan TNI AD Berantas Mafia Pangan

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Cerita Menteri Pertanian dan TNI AD Berantas Mafia Pangan

Pantau.com - Disaat banyak warga yang teriak mahalnya harga sembako mulai dari beras hingga bumbu dapur, rupanya banyak mafia pangan di luar sana berbahagia atas kenaikan harga yang diciptakan mereka.

Oleh sebab itu untuk membendung keberadaan mafia pangan ini, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan para tentara angkatan darat (TNI AD).

"Kami rasakan harga pangan naik, tekanan darah kami naik. Harga stabil tekanan darah stabil. Kami bolak balik ke RSPAD. Cabe saja naik ribut. Dulu naik sampai bergejolak semua ribut. Sekarang turun bahkan menjadi penyumbang deflasi, kurang disuarakan", ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Gedung Graha Yudha Wastu Pramuka, Pusat Persenjataan Infantri (Pussenif), Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Selasa pagi (27/11/2018).

Baca juga: Kementerian Pertanian Menyulap Lahan Rawa jadi Lahan Pertanian

Ia menegaskan bahwa salah satu yang menjadi penyebab gejolak harga adalah mafia pangan. Dari data yang tercatat, totalnya ada 782 kasus penyelewengan dalam sektor pangan. Sudah 409 kasus yang sudah ada tersangkanya.

Hortikultura 21 kasus, pupuk 12 kasus, beras 66 kasus, ternak 27 kasus, sisanya kasus-kasus lainnya. Sejumlah perusahaan sektor pangan di blacklist, segera menyusul 66 perusahaan lainnya.

"Aku di SMS langsung Dandim ada pupuk palsu. Kami respon kami tidak bayar karwna yang rugi adalah petani dan produksi pasti turun", ceritanya.

Kerjasama dengan TNI AD tak hanya soal pengamanan, tetapi juga membuat lumbung-lumbung pangan di perbatasan. Salah satunya di Merauke dulu harga beras Rp80.000 ribu, sekarang sudah ekspor beras premium ke Papua New Guinea sejak 13 Februari 2017. Ekspor beras dari Entikong juga ke Malaysia pada Oktober 2017. Ekspor manggis pertama dalam sejarah ke Cina dari Kab. Lima Puluh Kota pada 2 Okt 2018.

"Kita bangun lumbung pangan di perbatasan agar bisa ekspor ke negara tetangga. Itu namanya bertani cerdas," tambahnya.

Baca juga: Takut Riba? Mungkin Pinjaman Online Syariah Pas Buat Sobat Pantau

Ia melanjutkan mimpi besar Indonesia selanjutnya membangun lumbung pangan dunia 2045.

Atas kerjasama itu, Asisten Terirorial KASAD Mayjend TNI Supartodi memastikan bahwa seluruh prajurit TNI mendukung apa yang menjadi program Pemerintah khususnya pasa sektor pangan.

"Semua jajaran TNI AD mulai dari Babinsa ke atas, semua turun ke lapangan turun ke lahan-lahan pertanian. Untuk mendukung program Pemerintah dalam hal ini Kementan untuk mewujudkan Ketahanan dan kedaulatan pangan di tanah air," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni