
Pantau - Kebijakan penyediaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor pertanian sebesar Rp300 triliun dinilai merupakan langkah strategis yang akan memberikan dampak positif. Itu terutama bagi pembangunan sektor pertanian Indonesia.
Program ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung modernisasi pertanian melalui revitalisasi penggilingan padi dan pengadaan alat mesin pertanian. Dengan adanya dukungan finansial yang besar ini, petani memiliki kesempatan untuk mengakses teknologi modern yang dapat meningkatkan efisiensi produksi mereka.
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan hal itu seperti dilansir ANTARA di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Faktor Kritis
Namun, dia menilai ada beberapa faktor kritis yang menentukan keberhasilan program ini.
Baca juga: Kemenko Perekonomian sebut KUR dapat jadi alternatif gantikan pinjol
Mekanisme Penyaluran
Pertama adalah mekanisme penyaluran KUR harus transparan dan tepat sasaran, benar-benar sampai ke tangan petani yang membutuhkan.
Pendampingan Teknis dan Pelatihan
Kedua, perlu ada pendampingan teknis dan pelatihan bagi petani dalam menggunakan teknologi baru karena modernisasi alat tanpa peningkatan kapasitas sumber daya manusia takkan optimal.
Infrastruktur Pendukung
Terakhir, infrastruktur pendukung seperti jaringan irigasi dan akses pasar juga harus diperkuat agar investasi di bidang mekanisasi dapat memberikan hasil maksimal.
Lebih lanjut, Yusuf juga menyampaikan bahwa kebijakan penyediaan KUR Rp300 triliun untuk sektor pertanian memiliki potensi mendukung program swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Baca juga: Jangkau 4,27 Juta Debitur, Realisasi KUR Capai Rp246,58 Triliun
Dengan modernisasi alat pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, ucap dia, maka akan mendorong peningkatan produksi pangan nasional.
Kendati begitu, swasembada pangan tak hanya bergantung pada aspek produksi, tetapi juga membutuhkan penanganan pasca panen yang baik, sistem distribusi nan efisien, dan kebijakan harga menguntungkan petani.
"Kesejahteraan petani juga akan meningkat jika modernisasi ini diikuti dengan penguatan posisi tawar petani dalam rantai nilai pertanian, sehingga mereka bisa mendapatkan bagian yang lebih adil dari nilai tambah yang dihasilkan," imbuh Yusuf.
Baca juga: Jangkau 48 Juta Debitur, Realisasi KUR Capai Rp1.739 Triliun dalam 10 Tahun
- Penulis :
- Ahmad Munjin