
Pantau – Jika kamu sedang mencari peruntungan yang cukup tebal, saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) menjanjikan itu.
Pasalnya, Victoria Sekuritas dalam risetnya mematok target harga fundamental saham SMGA di level Rp113 per unit saham.
Pada perdagangan terakhir, Jumat (24/1/2025), saham SMGA ditutup menguat Rp1 (1,7 persen) ke posisi Rp60 per unit saham. Itu berarti masih ada potensi cuan sebesar Rp53 atau 88,33 persen bagi pemodal yang mencari peruntungan di saham ini.
Target harga itu dipatok lantaran Victoria Sekuritas menilai, SMGA merupakan penerima manfaat dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Kasus eFishery Bikin Saham Teknologi Tak Diunggulkan Termasuk GOTO
“Penguatan USD ini seiring dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang diperkirakan dapat meningkatkan laju inflasi ke depannya seiring dengan rencana kebijakan trade war melalui skema peningkatan tarif impor,” ungkap riset Victoria Sekuritas yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/1/2025).
Victoria Sekuritas menyebut laba bersih SMGA hingga 9 bulan 2024 tumbuh 164 persen secara tahunan (yoy) didorong peningkatan penjualan batu bara dan nikel.
“Untuk periode 9 bulan 2024, SMGA mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,8 miliar (164 persen yoy) seiring dengan pertumbuhan laba kotor hingga mencapai Rp46,3 miliar (275 persen yoy),” papar Victoria Sekuritas.
Pencapaian tersebut didorong oleh peningkatan penjualan batu bara perseroan yang mencapai Rp503 miliar atau tumbuh 626 persen yoy dan penjualan nikel Perseroan yang mencapai Rp229 miliar atau tumbuh 212 persen yoy sepanjang periode 9M24.
Baca juga: Perusahaan Jepang Resmi Caplok 25 Persen Saham HGII demi Energi Hijau
Hingga 9 bulan 2024, lanjut Victoria Sekuritas, SMGA berhasil mencatat penjualan batu bara di atas target perseroan yaitu sebesar 652 ribu ton atau 130,5 persen dari target sepanjang tahun 2024.
Penjualan Nikel Cs Masih di Bawah Target
Di sisi lain, penjualan nikel masih tercatat di bawah target perseroan yaitu sebesar 329 ribu ton (50 persen dari target full year 2024). Ini lantaran beberapa supplier perseroan masih belum mendapatkan RKAB untuk periode 2024-2026.
Sementara segmen limestone saat ini masih dalam progres pembangunan crusher plant yang diperkirakan mulai produksi pada April 2025 dan realisasi penjualan diperkirakan pada bulan Mei 2025.
SMGA juga mencatatkan penjualan solar sebesar Rp4,6 miliar pada periode 9 bulan 2024. Ini merupakan lini bisnis baru yang ke depannya diharapkan dapat mencatat penjualan sebanyak 1.000 MT hingga 5,000 MT solar per bulan.
Baca juga: Pilih Saham Berdividen Jumbo Jadi Obat Mujarab Volatilitas IHSG 2025
Sejauh ini, SMGA sedang dalam proses pemetaan terhadap supplier, proses bisnis, dan customer terkait bisnis penjualan solar.
- Penulis :
- Ahmad Munjin