
Pantau - Valuasi saham PT Ancara Logistic Indonesia Tbk (ALII) yang premium dinilai mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih baik. Meski begitu, Ciptadana Sekuritas melabeli saham sektor pengapalan ini dengan rekomendasi not rated.
Head of Research Ciptadana Sekuritas Arief Budiman mengatakan, pada saat ini saham ALII diperdagangkan pada Price to earnings ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) 2024 sebesar 16,9 kali dan 3,4 kali.
Posisi itu bertanggar di atas rata-rata perusahaan sejenis dengan valuasi 8,9 kali dan 2,2 kali berdasarkan kinerja 9 bulan 2024 yang disetahunkan.
“Kami melihat valuasi yang lebih tinggi ini mencerminkan pertumbuhan ke depan yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan emiten sejenis,” kata Arief dalam Laporan Riset Ekuitas sebagaimana dilansir laman Busa Efek Indonesia (BEI) dikutip di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Siap 'Buyback' Saham, BBNI Rogoh Kocek Sebesar Rp905 M
Sedangkan faktor risiko, Ia melihat sejumlah risiko utama terhadap asumsinya itu, seperti debit air sungai, risiko konsentrasi pendapatan, gagal mempertahankan sertifikasi, dan fluktuasi harga bahan bakar.
Laba Bersih Tumbuh 32,5 Persen
Emiten membukukan kenaikan laba bersih sekitar 32 persen di periode 9 bulan tahun 2024, menjadi Rp207,6 miliar dibandingkan Rp156,7 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Arief, kenaikan laba bersih ini terutama ditopang oleh efisiensi biaya dan turunnya beban bunga setelah pembayaran utang. Walaupun volume angkutan tongkang turun dikarenakan gangguan debit air sungai, ALII berhasil meningkatkan margin laba kotor dari 42,8 persen di 9 bulan 2023 menjadi 44,8 persen di 9 bulan 2024.
Sebab, beroperasinya tongkang baru lebih efisien walaupun pendapatan sedikit mengalami penurunan sekitar 1,8 persen menjadi Rp703 miliar.
Baca juga: Tembus Rp114 T, Grab Dikabarkan bakal Akuisisi GOTO Rp100 per Saham
Laba kotor dan laba operasional ALII pun naik masing-masing 2,9 persen secara tahunna (YoY) dan 2,5 persen YoY menjadi Rp315,1 miliar dan Rp257 miliar pada 9 bulan 2024.
Dari sisi non-operasional, beban bunga turun signifikan sebesar 44,1 persen YoY setelah pembayaran utang kepada OCP Asia Singapore dari dana hasil IPO.
Kontrak LoM Penopang Masa Depan
ALII dan anak perusahaan telah menandatangani kontrak Life of Mine (LoM) atau umur tambang dengan pelanggannya. Ini memberikan sumber pendapatan yang berkesinambungan dan mengurangi ketidakstabilan di pasar komoditas.
Dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun LoM untuk menghabiskan seluruh cadangan batu bara pelanggannya.
Baca juga: Ini Ruang Cuan Saham GOTO, Tersengat Sentimen Merger dengan Grab Holdings
Produksi batu bara pelanggan ALII diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 59 persen dari 2,2 juta ton pada tahun 2022 menjadi 14 juta ton pada tahun 2026.
Mulai digunakannya hauling road milik pihak ketiga dan penyelesaian terminal muat dari kapal ke kapal di tahun 2025 diharapkan Arief dapat menopang pertumbuhan volume.
“Analis batu bara kami memperkirakan permintaan batubara global tetap kuat ke depan karena lambatnya pemanfaatan energi terbarukan di berbagai negara dan kebutuhan energi data center,” ungkap Dia.
Proyeksi CAGR Laba yang Kuat
Arief memperkirakan laba bersih ALII akan tumbuh beberapa tahun ke depan dengan CAGR sebesar 22 persen dari Rp346 miliar pada tahun 2024 menjadi Rp514 miliar pada tahun 2026.
Baca juga: Alasan Analis Rekomendasikan Beli Saham DOSS dengan Ruang Cuan 31 Persen
Ia pun menyebutkan beberapa pendorong utama pertumbuhan laba ALII, seperti armada tongkang berukuran 180 kaki yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 15 persen CAGR menjadi 70 unit dengan volume yang tumbuh sebesar 25 persen CAGR menjadi 10 juta ton.
Sementara harga sewa tongkang 180 kaki diperkirakan akan tetap stabil di Rp133 ribu hingga Rp175 ribu per ton berdasarkan indeks ICI4 sebesar 50-55 dolar AS per ton pada tahun 2023 hingga 2026.
- Penulis :
- Ahmad Munjin