Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Dorong Produksi DME untuk Kurangi Ketergantungan Impor LPG

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Pemerintah Dorong Produksi DME untuk Kurangi Ketergantungan Impor LPG
Foto: Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu dalam Mining Forum dengan tema, “Industri Tambang di Tengah Target Pertumbuhan Ekonomi 8 persen dan Gejolak Dunia”, digelar di Jakarta, Selasa (18/3/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Pantau - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan membiayai proyek dimethyl ether (DME) sebagai solusi mengurangi impor LPG yang selama ini membebani neraca perdagangan Indonesia.

"DME adalah alternatif LPG yang bisa diproduksi dari batu bara domestik. Pemerintah ingin mengurangi ketergantungan impor LPG dengan memanfaatkan sumber daya yang kita miliki," ujar Todotua dalam acara Mining Forum bertajuk Industri Tambang di Tengah Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen dan Gejolak Dunia yang digelar di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Saat ini, Indonesia mengimpor sekitar 7–8 juta ton LPG per tahun, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan cadangan batu bara yang melimpah, pemerintah melihat peluang besar untuk mengubahnya menjadi DME guna memenuhi kebutuhan energi domestik.

Baca Juga:
Pastikan Kelancaran Mudik, Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Tinjau Pasokan BBM dan LPG di Banten
 

Proyek DME sebelumnya sempat terkendala setelah investor asing seperti Air Products dari Amerika Serikat dan beberapa investor China menarik diri. Namun, kali ini pemerintah bertekad menjalankan proyek tanpa ketergantungan pada modal asing. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek ini akan didanai oleh sumber daya dalam negeri, baik melalui anggaran negara maupun swasta nasional.

"Melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto, kita akan memastikan proyek ini berjalan dengan sumber pembiayaan dalam negeri," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/3).

Investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini diperkirakan mencapai 11 miliar dolar AS dan akan digunakan untuk membangun infrastruktur pengolahan batu bara menjadi DME di beberapa lokasi strategis, termasuk Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Dengan proyek ini, pemerintah berharap dapat memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan impor LPG, serta mendorong hilirisasi industri batu bara sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.

Penulis :
Ahmad Ryansyah