Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Hilirisasi Baja Butuh Kebijakan Transparan dan Pendanaan Kuat

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Hilirisasi Baja Butuh Kebijakan Transparan dan Pendanaan Kuat

Pantau - Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute Center for Public Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya, menekankan pentingnya keberlanjutan dan dampak lingkungan dalam hilirisasi baja sejak proses awal. Ia mengingatkan bahwa pemerintah harus menerapkan kerangka kebijakan yang transparan dan bertanggung jawab agar industri baja domestik menarik bagi investor.

Tantangan Investasi dan Stabilitas Ekonomi

Menurut Putu, monitoring, evaluasi, serta audit berkala menjadi faktor utama dalam memastikan hilirisasi baja berjalan dengan baik. "Kerangka kebijakan yang transparan dan bertanggung jawab menjadi salah satu pertimbangan utama bagi investor dalam menanamkan modalnya ke industri baja domestik," ujarnya.

Setiap tahapan hilirisasi membutuhkan investasi besar, sehingga pendanaan menjadi faktor krusial dalam mendorong program ini. Selain itu, Indonesia harus bersaing dengan negara lain seperti Thailand dan Vietnam dalam menarik investasi di sektor baja. Jika kondisi ekonomi dan politik Indonesia tidak stabil, investor bisa membatalkan investasinya, yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam proses hilirisasi.

Tingginya tarif ekspor ke Amerika Serikat juga menjadi perhatian bagi pelaku industri dan pemerintah, terutama jika pasar AS menjadi target utama produk hilirisasi baja Indonesia.

Peran Strategis Industri Baja dalam Pembangunan

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu bara Indonesia (Aspebindo), Anggawira, menyatakan bahwa hilirisasi baja dapat memperkuat kemandirian industri nasional serta mengurangi ketergantungan pada impor. Ia menyoroti sektor konstruksi sebagai salah satu pengguna utama baja, dengan kebutuhan dalam pembangunan perumahan mencapai 30–40 persen.

Industri baja memiliki peran vital dalam penyediaan bahan baku konstruksi, terutama untuk mendukung program pembangunan tiga juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa sektor baja termasuk dalam subsektor industri prioritas pengembangan oleh pemerintah.

Kemenperin mencatat bahwa industri baja terus menunjukkan kinerja positif, dengan pertumbuhan tertinggi dibanding sektor lain. Pada semester I tahun 2024, pertumbuhan industri baja mencapai 18,07 persen secara tahunan, didorong oleh tingginya permintaan domestik dan luar negeri. Volume ekspor komoditas logam dasar juga meningkat signifikan, dengan kenaikan sebesar 25,2 persen untuk logam dasar besi dan baja serta 24,29 persen untuk pengecoran logam.

Penulis :
Pantau Community