
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono meninjau industri pembuatan tahu dan tempe di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, serta mendorong kawasan tersebut menjadi sentra ekonomi khusus.
Industri Tahu dan Tempe Berpotensi Jadi Kawasan Ekonomi Khusus
Bambang Haryo menilai industri tahu dan tempe di Kecamatan Taman memiliki potensi besar karena mampu memproduksi ribuan unit setiap harinya.
"Di sini bisa menjadi sentra industri tahu dan tempe karena pelaku usahanya begitu banyak. Dengan adanya sentra ini ya otomatis kayak kawasan ekonomi khusus. Kami harap perpajakannya agak lebih rendah lagi, sedikit daripada yang ada sekarang," ujarnya.
Ia berharap dengan adanya kawasan ekonomi khusus, beban pajak bagi pelaku usaha bisa ditekan sehingga industri ini semakin berkembang.
Kawal Harga Kedelai agar Stabil
Selain mendorong kawasan ekonomi khusus, Bambang Haryo berkomitmen mengawal harga kedelai agar tetap terjangkau bagi produsen tahu dan tempe.
"Kami juga mengawal supaya harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu di lokasi tersebut tetap terjangkau bagi produsen," katanya.
Saat ini, harga kedelai mencapai Rp8.900 per kilogram, yang dianggap memberatkan produsen. Ia berharap harga kedelai bisa stabil di kisaran Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogram.
"Kita sangat menginginkan harga kedelai bisa stabil pada angka Rp7.500 sampai Rp8.000 per kilogram. Jadi, jangan sampai naik lagi," tegasnya.
Untuk menekan harga kedelai, ia mendorong pemerintah mencari alternatif negara penghasil kedelai yang lebih murah, seperti India dan China, selain Amerika dan Kanada.
Ia juga berharap Indonesia bisa kembali menjadi penghasil kedelai sendiri seperti era Presiden Soeharto, dengan program tanam kedelai serentak yang menghasilkan 2 juta ton.
"Kalau 2 juta ton itu bisa direalisasikan, maka impor kita yang berjumlah sekitar 2,27 juta ton Itu 2 jutanya sudah habis oleh produk kita sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Bakri, salah satu produsen tahu di Kecamatan Taman, mengaku keuntungan mereka semakin tipis dengan harga kedelai saat ini.
"Kalau sekarang ini masih untung tetapi mepet. Untungnya ya sekitar 15-20 persen. Namun, kalau bisa Rp8.000 ada sedikit yang bisa kami tabung untuk keluarga," ungkapnya.
Bambang Haryo juga meminta dinas terkait untuk menjembatani produk tahu dan tempe agar memiliki merek khas Sidoarjo sehingga lebih dikenal masyarakat luas.
- Penulis :
- Pantau Community