Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia Pertimbangkan Alih Impor Migas dari AS untuk Seimbangkan Neraca Dagang

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Indonesia Pertimbangkan Alih Impor Migas dari AS untuk Seimbangkan Neraca Dagang
Foto: Pemerintah kaji peningkatan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat sebagai langkah menyeimbangkan neraca perdagangan dan merespons kebijakan tarif baru.

Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menghitung kemungkinan meningkatkan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat sebagai bagian dari strategi perdagangan baru.

"Ini (minyak dan LPG) yang sedang kami kaji untuk kemudian dijadikan salah satu komoditas yang kita beli dari Amerika Serikat", ujar Bahlil.

Langkah ini diambil untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat yang saat ini menunjukkan surplus besar di pihak Indonesia.

Surplus Dagang Jadi Alasan Pemerintah Lirik Migas dari AS

Bahlil mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat mencapai 14–15 miliar dolar AS, atau sekitar Rp237,06 triliun hingga Rp253,99 triliun.

Untuk mengurangi ketimpangan tersebut, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Bahlil untuk mencari komoditas yang dapat diimpor dari Amerika Serikat.

Langkah ini juga merupakan respons terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025.

Trump menetapkan tarif khusus untuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).

Negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Thailand juga dikenai tarif tinggi, masing-masing 46 persen dan 36 persen.

Alih Impor Bukan Penambahan Volume

Bahlil menekankan bahwa peningkatan impor migas dari Amerika Serikat bukan berarti menambah volume total impor, melainkan mengalihkan sebagian dari impor yang sebelumnya berasal dari negara lain.

"Logikanya, seharusnya lebih mahal (impor dari AS) karena transportasinya. Tapi, buktinya harga LPG dari Amerika Serikat sama dengan dari Timur Tengah. Jadi, saya pikir semua ada cara untuk menghitung", jelasnya.

Saat ini, 54 persen dari total impor LPG Indonesia sudah berasal dari Amerika Serikat, dan pemerintah sedang melakukan kajian keekonomian lebih lanjut untuk menambah volume dari sumber yang sama.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menghentikan impor dari negara lain seperti Singapura, Afrika, atau Timur Tengah.

"Tak disetop, volumenya yang mungkin dikurangi", tambahnya.

LNG Belum Masuk Rencana Impor

Ketika ditanya mengenai kemungkinan impor LNG dari Amerika Serikat, Bahlil menegaskan bahwa saat ini pemerintah hanya menghitung impor LPG dan minyak.

"Komoditas lainnya di sektor ESDM itu belum kami hitung karena belum ada kebutuhan juga. Jadi, soal (rencana impor) LNG, saya ngomongnya (impor) LPG aja", ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa alih impor ini tidak akan mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penulis :
Pantau Community