
Pantau - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 mencapai US$ 157,1 miliar atau setara Rp 2.629,2 triliun (kurs Rp 16.736), meningkat dari posisi akhir Februari 2025 yang sebesar US$ 154,5 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyebut bahwa kenaikan ini didorong oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah.
Peningkatan tersebut terjadi di tengah langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah yang dilakukan BI untuk merespons ketidakpastian tinggi di pasar keuangan global.
Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
Stabilitas Terjaga, Prospek Ekonomi Nasional Tetap Positif
Bank Indonesia menilai bahwa posisi cadangan devisa saat ini cukup kuat untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional.
BI juga optimistis bahwa cadangan devisa ke depan akan tetap memadai, didukung oleh prospek ekspor yang masih baik, surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, serta persepsi positif investor terhadap ekonomi nasional.
Selain itu, imbal hasil investasi Indonesia yang kompetitif menjadi faktor penarik bagi aliran modal asing, sehingga memperkuat posisi devisa.
BI menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Penulis :
- Pantau Community