
Pantau.com - Siapa yang masih bertanya sebenernya siapa pencipta gambar si Jago Merah di mangkok mie ayam yang sering kita makan?
Saat ini, memang si Jago sudah didaftarkan oleh PT Lucky Indah Keramik. Perusahaan ini menjadi satu-satunya yang berhak memproduksi mangkok maupun perabot lain yang termasuk dalam barang kelas 21 dengan gambar lukisan ayam jago legendaris tersebut dan distributor resmi produk mereka satu-satunya adalah PT Kencana Makmur Mitra Abad sehingga jika ada perusahaan lain yang memproduksi barang dengan lukisan ayam jago, maka mereka dapat dikenai hukuman sesuai dengan yang tertera dalam Pasal 100 ayat 1 UU Nomor 20/2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis.
Baca juga: Deretan The Real Crazy Rich Asians, Eks PM Malaysia Masuk List
Tapi sobat Pantau harus tahu, sebenarnya si Jago Merah itu rupanya berasal dari China. Kisahnya berawal pada masa Dinasti Ming periode pemerintahan Kaisar Chenghua (1465-1487). Saat itu, Sang Kaisar memesan empat buah cawan bergambar ayam jago dan ayam betina pada pengrajin keramik khusus kekaisaran di daerah Jingdezhen (Propinsi Jiangxi) —yang terkenal menghasilkan keramik untuk istana sejak abad ke-6 M.
Kaisar Chenghua memesan empat buah cawan keramik dengan teknik doucai, khusus untuk dirinya dan istrinya sebagai tanda cinta. Cawan tersebut terkenal dengan Jigangbei atau "cawan ayam", yang terdiri dari gambar ayam jago, betina, dan anak ayam yang bermakna kemakmuran. Banyak anak, banyak rezeki.
Memiliki simbol kemakmuran tersendiri menyebabkan si Jago begitu berkesan di hari Kaisar. Tak sembarangan, rupanya cawan dan mangkuk ayam memiliki makna simbolis. Kata Ji, yang berarti "ayam", mirip bunyinya dengan kata Jia yang bermakna "rumah". Gambar tanaman peoni melambangkan kekayaan. Sementara pohon pisang dengan daun lebar bermakna keberuntungan untuk keluarga.
Baca juga: Hati-hati! Nama Ibu Kandung Penting di Data Bankmu, Jangan Asal Sebut
Kaisar-kaisar China begitu menyukai cawan ayam jago tersebut. Di antaranya ada Kaisar Wanli (1572-1620) dan Kaisar Kangxi (1661-1722) dari Dinasti Qing. Saking menyukai cawan tersebut, mereka berani mematok harga mahal untuk gambar ayam jago.
Kaisar Qian Long (1735-1796), bahkan membuat puisi khusus yang memuja mangkuk ayam jago itu pada 1776. Pada masa Dinasti Qing, mangkuk ayam jago mulai diproduksi massal. Masyarakat kelas menengah ke bawah di China pada masa itu hanya dapat menggunakan mangkuk bergambar ayam.
Sebab, mangkuk-mangkuk bergambar naga, phoenix dan motif lainnya, lebih mahal harganya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bagi petani di China, mangkuk ayam jago merupakan lambang kerja keras untuk mendapat kemakmuran.
- Penulis :
- Nani Suherni